Selama penutupan tambang pasir Lumajang, angka kecelakaan lalu lintas mengalami penurunan drastis. Hal ini disebabkan, jalur Lumajang relatif nyaman digunakan oleh pengendara tanpa adanya hilir mudik truk bermuatan pasir dengan tonase dan ukuran tinggi.
Iptu Setyo Budi Kaur Bin Ops Satlantas Polres Lumajang pada Sentral FM, Rabu (11/11/2015) mengatakan, penurunan angka kecelakan di jalur Lumajang mencapai lebih dari 50 persen.
“Meski saat ini masih ada satu atau dua kecelakaan yang terjadi dengan luka ringan maupun luka berat. Namun jumlah angka kecelakaan dengan korban meninggal dunia bisa ditekan secara maksimal,” katanya.
Dari data di Satlantas Polres Lumajang selama sebuan terakhir tercatat sebanyak 3 peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan 5 korban meninggal dunia. Diantaranya kecelakaan di Jl. Desa Sukosari, Kecamatan Jatiroto yang mengakibatkan 2 korban meninggal dunia, di Jl. Suwandak dan di Jl. Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro yang juga mengakibatkan 2 korban meninggal dunia.
“Saat penambangan pasir ditutup, kecelakaan relatif minim. Dari perhitungan kami penurunannya sampai 50 persen lebih. Ini karena tingkat kerawanan lalu lintas yang mengakibatkan kecelakaan rendah karena armada truk pasir yang biasanya jadi penghambat dan juga pemicu kecelakaan, sama sekali tidak beroperasional,” paparnya.
Saat ini ketika tambang pasir dibuka lagi setelah Gubernur Jatim dan Bupati Lumajang memutuskan 8 pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) diperbolehkan beraktivitas atau berproduksi kembali, Satlantas Polres Lumajang telah melakukan upaya strategis untuk mengurangi potensi kecelakaan.
Cara yang ditempuh adalah dengan menertibkan tonase muatan angkutan berat, terutama armada truk pengangkut pasir dengan koordinasi Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Lumajang. “Penertiban ini akan dilakukan dengan memasang jembatan timbang portable di spot-spot tertentu,” terangnya.
Penertiban dengan memantau tonase muatan angkutan berat ini, seperti dicontohkan Iptu Setyo Budi, sebelumnya telah dilakukan bertahap baik di depan Mapolsek Tempeh maupun di jalur depan Terminal Mincak Koncar, Desa Wonorejo, Kecamatan Kedungjajang.
Hal ini dilakukan, karena Satlantas dan Dishub tidak mungkin memanfatakan jembatan timbang Klakah yang dioperasionalkan DLLAJ Provinsi Jatim untuk memantau tonase muatan truk dari arah Lumajang.
“Sebab, jembatan timbang Klakah hanya diperuntukkan mengukur tonase muatan truk kendaraan dari arah utara. Kalau kendaraan dari jalur selatan, rawan memicu kecelakaan saat keluar masuk ke arah jembatan timbang,” pungkas dia. (her/dwi)
Teks Foto :
– Iptu Setyo Budi Kaur Bin Ops Satlantas Polres Lumajang.
Foto : Sentral FM
NOW ON AIR SSFM 100
