Ancaman gerakan radikalisme yang sampai saat ini menjadi perhatian serius pemerintah, bisa ditangkal dengan mengembalikan sikap dan sifat masyarakat dengan suka goyong-royong serta guyub.
Hal ini yang ditegaskan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dalam kunjungan kerjanya melepas 350 prajurit Yonif 527/BY sebagai Satgas Pamtas (Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan) RI-Malaysia, Selasa (19/5/2015).
Ditegaskannya, ancaman gerakan radikalisme akan dengan mudah dideteksi dan dicegah jika masyarakat tidak mengedepankan sikap individual. “Kalau masyarakatnya guyub dan suka bergotong-royong, apa yang tidak bisa dicegah atau ditangkal,” katanya kepada Sentral FM.
Pasalnya, akar budaya masyarakat Indonesia adalah gotong-royong. Sistem itu, menurut jenderal TNI berbintang empat ini, sudah dibuat. “Sebagai contoh, ada RT, ada RW, ada Babinsa TNI, ada Babinkamtibmas dari unsur kepolisian dan sebagainya,” paparnya.
Dari lingkungan masyarakat terkecil, masih menurut mantan Pangdam V Brawijaya ini, jika warganya guyub maka akan mudah mendeteksi gejala apapun yang muncul di tengah-tengah mereka.
“Ada apa saja pasti ketahuan kalau masyarakatnya guyub. Karena toleransi masyarakat dengan sifat keguyuban yang baik, maka silaturahim akan terjaga. Jika ada warga baru, kemudian aneh-aneh, mudah sekali terpantaunya,” terangnya.
Untuk itu, Gatot Nurmantyo menyatakan, masyarakat perlu dicerdaskan untuk kembali dengan akar budaya guyub dan gotong-royong yang selama ini malah ditinggalkan.
“Menjadi tugas RT, RW, Babinsa dan Babinkamtibmas untuk mensosialisasikan kembali hal itu kepada masyarakat,” pungkas Gatot Nurmantyo. (her/ipg)
Teks Foto :
– Jenderal TNI Gatot Nurmantyo KSAD.
Foto : Sentral FM
NOW ON AIR SSFM 100
