
Tim Penilai Wahana Tata Nugraha (WTN) dari Direktorat Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI selama dua hari turun ke Kabupaten Lumajang untuk memotret langsung kualitas penataan bidang transportasi dan angkutan jalan.
Tim Kemenhub yang didampingi Polda Jatim dan Dihub Provinsi Jatim, langsung melakukan penilaian di spot-spot yang telah ditentukan. Diantaranya di kawasan Alun-Alun, Jalur protokol pusat kota, terminal dan lainnya.
Hasilnya, Lumajang dinilai sebagai salah-satu yang terbaik yang menjadi kandidat kuat peraih Piala WTN sebagai lambang supremasi terbaik di bidang kelalu-lintasan nasional.
Hal itu disampaikan langsung Pandu Yunianto selaku Ketua Tim Penilai WTN dari Kemenhub RI dalam paparan hasil penilaian yang digelar di Pendopo Kabupaten, Kamis (21/5/2015). Dikatakannya, hakekat WTN bukan sekedar pialanya saja. Akan tetapi, sinergi dan koordinasi dari pusat dan daerah untuk melaksankaan program pembangunan transportasi.
“Bagaimana menyelesaikan segala permasalahan di bidang kelalu-lintasan dan transportasi di daerah, itu yang terpenting. Karena menangani berbagai masalah, akan lebih cepat jika ditangani secara bersama-sama. Dalam arti, program-program bidang transportasi yang telah disusun Kementerian Perhubungan, nantinya bisa sampai juga ke daerah,” katanya.
Melalui WTN dengan berbagai rekomendasi yang secara rutin disampaikan tim penilai yang setiap tahun turun ke daerah, masih menurutnya, sejauh ini telah menggambarkan berbagai perbaikan.” Hanya saja, untuk merebut itu lebih gampang dibandingkan harus mempertahankan. Apalagi seperti Lumajang yang telah meraih 10 kali, dan tahun ini harus mempertahankan untuk yang ke-11 kalinya,” paparnya.
Drs H As’at Malik, Mag Bupati dalam kesempatan terpisah mengaku optimis Kabupaten Lumajang akan kembali mempertahankan WTN untuk yang ke-11 kalinya.” Karena masyarakat Lumajang telah tertib berlalu-lintas hingga WTN optimis bisa kembali lagi,” katanya.
Hal itu dibuktikan, masyarakat tidak lagi tergantung dan merasa takut jika ada aparat Polres dan Dishub yang berjaga di jalanan. Jika tidak ada petugasnya, masyarakat sudah tertib dengan sendirinya karena itu menjadi kesadaran.
“Bukti lainnya, penataan parkir di jalur protokol PB Sudirman, juga tertib. Meski ada saja yang memarkir di sisi kiri jalan, karena zona parkir sudah tidak mencukupi lagi. Inilah yang ke depan akan terus kita benahi, dengan dukungan ketertiban dan kesadaran masyarakat,” pungkas dia.
Sementara itu, untuk penilaian di Kabupaten Lumajang, Tim Kemenhub telah memotret berbagai spot yang telah ditentukan. Felix salah-satu anggota tim penilai Kemenhub RI menyatakan, materi penilaian yang dilakukan adalah melalui penilaian langsung ke lapangan.
“Setelah memotret langsung di lapangan, kami juga melihat sejauh mana komitmen daerah dalam melaksanakan program pembangunan transportasi,” katanya.
Untuk penilaian lapangan, spot yang dinilai diantaranya Alun-alun yang dinilai sudah rapi dan asri dengan fasilitas area bagi pejalan kaki yang sangat bagus dan salah satu yang terbaik di Indonesia.
Spot lainnya adalah kelayakan trotoar jalan, penempatan baliho reklame di jalur protokol, halte, marka jalan dan zebra cross, fasilitas Area Traffic Control Sistem (ATCS), hingga kelayakan armada angkutan kota (Lyn) sampai Terminal.
Ia menilai seluruh hasil penilaian di berbagai spot relatif sudah baik. Hal itu dikomparasikan dengan hasil penilaian di beberapa daerah lainnya, diantaranya Jember, Purwakarta, Jepara dan beberapa daerah di Sulawesi.
Terutama penilaian kelayakan Terminal Minak Koncar Lumajang yang menurut saya sangat baik. Ada fasilitas ruang laktasi bagi ibu menyusui dan menyiapkan tenaga medis di sana. Hanya saja, ada beberapa catatan diantaranya pengecatan marka jalan dan zebra cross yang mulai pudar, ternyata masih dalam tahap persiapan pelaksanaan.
“Artinya, memang kami tim penilai terlalu cepat turun ke Lumajang, sehingga marka dan zebra cross-nya belum dicat karena baru selesai proses lelang. Selain itu, pemasangan papan petunjuk di depan Gapura Mapolres Lumajang yang ditempatkan di trotoar, menghalangi pengguna jalan. Itu sebaiknya dipindahkan,” papar Felix. (her/dwi)
Teks Foto :
– Pandu Yunianto Ketua Tim Penilai Pusat Wahana Tata Nugraha (WTN) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI memberikan paparan hasil penilaian di Lumajang.
Foto : Sentral FM.