Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Timur, Selasa (26/10/2015), menemui keluarga Salim Kancil dan Tosan, korban tambang berdarah di Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.
Kedatangan para aktivis lingkungan ini untuk menyerahkan bantuan dan beasiswa dengan total mencapai Rp76 juta yang didapatkan dari beberapa event sosial oleh beberapa lembaga dan komunitas.
“Seluruh donasi dan beasiswa disampaikan langsung kepada keluarga Almarhum Salim Kancil dan Tosan di rumahnya masing-masing,” kata Ony Mahardika koordinator WALHI Jatim kepada Sentral FM melalui rilisnya.
Donasi dan Beasiswa ini diharapkan dapat sedikit membantu meringankan beban keluarga Almarhum Salim Kancil yang ditinggalkan serta keluarga Tosan yang baru saja kembali dari perawatan di RSSA Syaiful Anwar, Malang.
Sebagaimana diketahui, pada 26 September 2015 telah terjadi peristiwa kekerasan terhadap pejuang pembela keselamatan lingkungan di Lumajang. Salim Kancil dan Tosan, warga Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang yang dikenal sebagai aktivis penolak tambang pasir.
Keduanya tergabung dalam Forum Komunikasi Masyarakat Peduli Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang dan diambil paksa dari rumahnya, kemudian dianiaya oleh kurang lebih 40 orang hingga mengakibatkan Salim Kancil meninggal dan Tosan terluka parah.
Peristiwa kekerasan terhadap Salim Kancil dan Tosan segera menjadi perhatian publik secara nasional. Dukungan segera mengalir kepada kedua orang yang menjadi korban pada peristiwa tersebut.
Dukungan publik bagi warga Lumajang yang berjuang menyelamatkan ruang hidupnya ini karena peristiwa tersebut semakin membuka mata publik secara luas bahwa perlindungan terhadap warga yang berjuang mempertahankan lingkungan dan ruang hidupnya belum terjamin di negeri ini. (her/iss/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
