Rabu, 19 Juni 2024
Festival Kopi Lumajang

Mulai dari Kopi Bromo Hingga Lereng Semeru akan Dipamerkan

Laporan oleh Sentral FM Lumajang
Bagikan
Petani Kopi Lumajang memetik biji kopi. Foto: Sentral FM

Kantor Perkebunan Kabupaten Lumajang berupaya menggenjot promosi kopi yang punya beragam cita rasa dari tiga lereng gunung yang bebeda, Bromo, Lamongan dan Semeru.

“Kami akan menggelar festival kopi untuk menguji beragam kopi hasil budi daya petani, 18 Oktober mendatang,” kata Mahmud Kepala Kantor Perkebunan Kabupaten Lumajang, Sabtu (17/9/2016).

Para petani dari tiga wilayah gunung itu, nantinya akan menyediakan 40 jenis kopi dari berbagai lahan. Ada 5 rumah produksi kopi yang ikut serta. Festival kopi akan digelar di Pendopo Kabupaten Jl. Alun-alun Selatan.

“Ajang itu nantinya akan mempertemukan kelompok petani pembudidaya kopi, produsen kopi olahan, dan pengelola kafe kopi yang ada di wilayah Lumajang,” katanya.

Kantor Perkebunan Kabupaten Lumajang juga akan menghadirkan Pusat Penelitian (Puslit) Kopi dan Kakao Jember sebagai pihak penguji. Sebagai langkah awal, saat ini tengah dikumpulkan beragam kopi hasil budi daya petani untuk nantinya dikirimkan ke Puslit Kopi dan Kakao Jember.

“Sampel kopi yang akan diuji dikumpulkan berdasarkan wilayah budi daya petani. Baik jenis Robusta, Arabica dan lainnya. Kopi Lumajang nantinya diwakili hasil budi daya petani dari lereng Gunung Semeru, Gunung Lemongan dan lereng Gunung Bromo,” kata Mahmud.

Kopi dari lereng Gunung Semeru dibudidayakan di lahan kopi yang berada di wilayah kecamatan Senduro, Pasrujambe, Candipuro, Pronojiwo dan Tempursari. Dari lereng Gunung Lemongan dibudidayakan di wilayah Kecamatan Klakah, Ranuyoso dan Randuguang. Sedangkan yang dari lereng Gunung Bromo dibudidayakan di wilayah Kecamatan Gucialit.

“Kopi Lumajang nanti akan teralokasi di ketiga lereng gunung itu. Saat ini yang paling banyak diminati adalah kopi dari kawasan Watuklosot, Kecamatan Pasrujambe. Mungkin Kopi Watuklosot banyak diminati karena ada kaitannya dengan unsur tanah dari endapan semeru. Air suci saja ambilnya di wilayah Pasrujambe ini, jadi kemungkinan ada hubungannya,” bebernya.

Setelah kopi hasil budidaya petani di tiga lereng gunung tersebut terkumpul, selanjutnya Kantor Perkebunan Kabupaten Lumajang akan mengirimkan ke Puslit Kopi dan Kakao Jember untuk diteliti. “Aromatiknya bagaimana, kandungan yang menunjukkan kafein yang baik itu yang mana. Itu nanti Puslit Kopi dan kakao Jember yang menyampaikan,” ujarnya.

Melalui festival ini, diharapkan Kopi Lumajang semakin dikenal dan mendapatkan pasar yang baik. Setelah itu, baru Kopi Lumajang diadu dengan cita rasa kopi dari daerah lain.

“Kalau branding kopi Lumajang ini sudah kuat, baru kita adu dengan kopi daerah lain. Kopi Lumajang masih dalam tahapan menemukan cita rasa dan melakukan promosi,” kata Mahmud. (her/rid/ipg)

Berita Terkait

..
Surabaya
Rabu, 19 Juni 2024
24o
Kurs