
Mahasiswa Program Magister Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya (UB) Malang melakukan kunjungan akademik ke Radio Suara Surabaya, Selasa (24/6/2025).
Akhmad Muwafik Saleh dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya menekankan pentingnya membangun koneksi antara dunia akademik dan praktik lapangan.
Ia menyebutkan bahwa Suara Surabaya Media menjadi contoh konkret bagaimana media radio bisa bertahan dan bahkan tumbuh di tengah tantangan digitalisasi.
“Kami sudah beberapa kali ke SS. Tapi untuk angkatan 2023, ini yang pertama. Melalui kunjungan ini, kami ingin lebih dekat ke industri. Banyak hal yang kami pelajari, terutama soal bagaimana media dan public relation dijalankan secara profesional,” ujar Muwafik.
Dalam kesempatan tersebut, Muwafik juga mengungkapkan bahwa salah satu tesis mahasiswa UB menemukan bahwa Suara Surabaya menjadi media paling dipercaya oleh masyarakat, sejajar dengan institusi seperti Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar).
Temuan ini menegaskan bahwa kredibilitas berita adalah kunci utama eksistensi media di tengah gempuran informasi digital.
“Selama ini radio dianggap akan mati. Tapi itu bisa terjadi jika tidak ada pembeda. Yang membuat SS tetap hidup adalah pendekatannya yang berbasis kebutuhan masyarakat,” tambahnya.
Ia juga mencontohkan sendiri bagaimana Radio Suara Surabaya menjadi media yang relevan bagi warga lintas kota. “Sebagai orang Malang, ketika saya menuju Surabaya, radio yang saya dengar adalah SS. Ini untuk memastikan perjalanan saya nyaman,” tuturnya.
Muwafik menyimpulkan bahwa keberhasilan Suara Surabaya adalah hasil dari kemampuannya membaca kebutuhan masyarakat dan merespons dengan konten yang terpercaya dan relevan.
“Hari ini Suara Surabaya tak hanya milik SS, melainkan juga telah menjadi milik masyarakat Surabaya,” terangnya.
Bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi, pengalaman ini menjadi bekal penting dalam memahami bahwa media bukan sekadar saluran informasi, tetapi juga institusi sosial yang mampu membangun kepercayaan publik. (saf/ipg)