
Momentum Lebaran biasanya digunakan untuk saling bermaaf-maafan. Namun bagi SD Al Hikmah Surabaya, momentum ini tak hanya untuk bermaaf-maafan, namun juga bisa dimanfaatkan untuk belajar memahami tentang nilai-nilai kebaikan.
Caranya, dengan mengundang 3 tukang sampah yang biasanya bekerja di lingkungan sekolah tersebut. Ketiganya diajak berdialog dan 1.200 siswa-siswi SD Al Hikmah bisa secara bebas bertanya tentang kehidupan 3 tukang sampah itu.
Namanya juga anak-anak, pertanyaan yang diajukan pada SUGENG, SISWANTO, dan GATOT pun jadi terkesan lucu, seperti pernahkah menemukan barang berharga saat mengangkut sampah, dan apakah tidak merasa kebauan saat mengangkut sampah.
GATOT satu diantara tukang sampah yang sehari-harinya juga menjadi penjaga depo sampah di Gayung Kebonsari itu menjawabnya dengan bahasa yang dipahami anak-anak. “Kalau mengangkut sampah pasti bau. Tapi kalau sampahnya dibuang di tempat sampah, kita jadi senang karena tak perlu memunguti sampah di mana-mana. Makanya, kalau buang sampah di tempat sampah, ya anak-anak,” kata protolan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini.
MUHAMMAD YASIN Wakil Kepala SD Al Hikmah pada suarasurabaya.net, Selasa (23/10) mengatakan dengan dialog ini diharapkan siswa-siswi dapat belajar banyak hal tentang kehidupan.
“Mereka jadi bisa berempati pada orang lain, terutama yang kurang beruntung dibandingkan mereka. Juga belajar tentang kebersihan dari para tukang sampah ini,” kata YASIN.(edy)
Teks Foto :
– Siswa-siswi SD Al Hikmah berdialog dengan 3 tukang sampah di lingkungan sekolahnya. Mereka belajar tentang nilai-nilai baik kehidupan.
Foto : EDDY suarasurabaya.net)