
Tidak main-main. Perjuangan warga masyarakat korban lumpur panas Lapindo Brantas Incorporated terus berlanjut. Rabu (21/03) ini, warga PerumTAS I menggelar aksi penggalangan cap jempol darah. Simbol perjuangan sampai titik darah penghabisan.
Simbolisasi itu, oleh warga korban lumpur dari desa lainnya dianggap sebagai bentuk akumulasi perjuangan yang tidak akan berhenti sampai tuntutan cash and carry dipenuhi. Warga korban luberan lumpur panas Lapindo disejumlah kawasan Porong dan sekitarnya sampai Rabu (21/03) ini masih belum jelas nasibnya.
“Kami ingin menyampaikan bahwa perjuangan yang kami lakukan bersama dengan warga korban lumpur panas lainnya akan terus berlanjut. Bila perlu sampai titik darah penghabisan sampai tuntutan dipenuhi. Untuk itu kami menggalang cap jempol darah,” terang AGUSTINUS SIXON warga PerumTAS I, saat dihubungi suarasurabaya.net, melalui selulernya Rabu (21/03).
Rencananya, penggalangan dukungan aksi warga korban lumpur panas Lapindo melalui cap jempol darah, Rabu (21/03) bakal disertai juga dengan aksi pengumpulan tanda tangan. “Sore nanti,sekitar jam 4, aksi cap jempol darah bisa kita laksanakan. Kami menunggu dukungan warga masyarakat,” lanjut AGUSTINUS.
Saat ini, tambah AGUSTINUS, pihaknya bersama warga lainnya tengah mempersiapkan segala keperluan terkait dengan rencana aksi penggalangan cap jempol darah dan tanda tangan dukungan. “Nanti malam perwakilan warga korban termasuk PerumTAS I, diundang pansus lumpur. Kita berharap ada masukan baru,” pungkas AGUSTINUS SIXON pada suarasurabaya.net, Rabu (21/03).
Setelah aksi didepan DPRD Jawa Timur, Selasa (20/03) kemarin, saat ini warga korban lumpur panas di pengungsian pasar baru Porong kembali melanjutkan kehidupan sehari-hari mereka. Menunggu kepastian dan kejelasan nasib.
Teks foto:
-Aksi warga korban lumpur panas di DPRD Jawa Timur.
Foto: Dok. suarasurabaya.net