Minggu, 10 Agustus 2025

Jurnalis Indonesia Terjebak Pada Day by Day Reporting

Laporan oleh Eddy Prastyo
Bagikan

Jurnalis di Indonesia dinilai sudah terjebak dalam day by day reporting (peliputan hari perhari) sehingga kehilangan inisiatif untuk melakukan reportase alternatif yang mendalam bersifat investigatif. Ini diutarakan JANET E.STEELE associate professor dari George Washington University saat berkunjung ke Suara Surabaya Media, Selasa (24/07).

Meskipun memberikan penilaian, ia enggan menyebutnya sebagai sebuah kritik terhadap jurnalis di Indonesia. “Ini hanya pengamatan saya saja. Bisa jadi saya salah,” kata JANET.

Ia mencontohkan peliputan lumpur panas di Sidoarjo oleh media-media lokal dimana para jurnalis hanya menulis apa yang terjadi di lokasi bencana itu dari hari ke hari.

Ia mencoba mendorong jurnalis di Indonesia untuk lebih menggali the story behind the news, apa yang ada di balik berita itu sendiri dan tidak terjebak pada peristiwa hari perhari.

Rutinitas dan target kuantitas berita, kata dosen yang berupaya mempopulerkan jurnalisme sastrawi ini, bisa jadi merupakan penyebab kurangnya inisiatif jurnalis dalam mengembangkan angle alternatif.

“Memang, target jumlah berita ini sungguh menyita perhatian dan energi jurnalis sehingga mereka tak punya lagi waktu dan tenaga kecuali jika redaktur yang memang menugaskan,” kata kata intelektual wanita yang pernah menulis buku berjudul Wars Within: The Story of Tempo, an Independent Magazine in Soeharto’s Indonesia ini.

Tentang sistem target berita di redaksi, JANET menilai itu adalah peninggalan jurnalisme era orde baru. Jurnalis difokuskan pada peristiwa keseharian sehingga tidak punya waktu dan energi untuk melakukan eksplorasi angle alternatif.

Selain menggali the story behind the news, kata JANET ada baiknya bagi jurnalis untuk melakukan peliputan flash back, semisal tentang kebijakan-kebijakan pemerintah yang diterbitkan terkait kegiatan pertambangan di masa lalu dan berujung pada musibah ini.

Jurnalisme flash back saat ini sedang populer di Amerika Serikat. Media-media seantero negara Paman Sam ini sedang getol mempersoalkan kebijakan masa lalu pemerintah AS tentang Perang di Irak.

Ini penting karena media merupakan unsur penyeimbang dalam kekuasaan. Publik punya hak untuk mendapatkan akses informasi tentang kebijakan pemerintahnya. Opini yang terbentuk di masyarakat setelah mendapat informasi tentang suatu kebijakan pemerintah inilah yang mengontrol pemerintah.(edy)

Teks Foto :
– JANET E.STEELE
Foto : EDDY suarasurabaya.net

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Minggu, 10 Agustus 2025
25o
Kurs