Kubah Lava Gunung Kelud Mulai Terbentuk

Terbentuknya pulau kawah di Gunung Kelud diyakini sebagai kubah lava yang terdorong keluar dalam skenario erupsi effusif.

AGUS BUDIANTO Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Departemen ESDM mengatakan pada suarasurabaya.net, Selasa (06/11) erupsi effusif ini merupakan fenomena terbaru yang terdeteksi oleh PVMBG.

Ia mengatakan Gunung Kelud mengalami fase erupsi effusi perlahan. Ini sangat berbeda pada letusan Februari 1990 lalu, dimana Gunung Kelud meletus dalam fase effusi singkat dan diakhiri eksplosi atau letusan menghamburkan material magmatik, emisi gas, dan suara ledakan.

Kubah lava berbentuk pulau di tengah danau kawah ini kata AGUS masih mengeluarkan hembusan gas di sekililingnya. Kubah lava tersebut terbentuk dari magma pijar yang menyembul ke permukaan akibat dorongan tekanan dari dapur magma. Deformasi atau perubahan bentuk kepundan Kelud terus menerus terjadi dan sejak 3 Nopember sampai 5 Nopember pukul 6 pagi tadi kedalaman kawah terus mengalami penurunan.

Pengukuran Tiltmeter menunjukkan angka 30 mikro radian, dan dasar danau kawah terpanatu berkedalaman 34 meter, dan kubah lava ketinggian 40 meter dari dasar danau kawah.

Apakah erupsi effusif perlahan ini akan diakhiri dengan letusan ekplosif? AGUS menegaskan perlu dilakukan kajian lebih lanjut berdasarkan pantauan 5 stasiun seismik yang berada di sekitar Gunung Kelud. Namun ditegaskan lagi erupsi eksplosif bisa terjadi dalam waktu tak terduga karena jalan keluar magma saat ini sudah terbentuk.

Kata AGUS secara empiris, Gunung Kelud sekarang sudah mengeluarkan material magmatik berupa kubah lava, dan emisi gas CO2, H2S, dan SO4. Dalam fase ini pengukuran temperatur air danau kawah menjadi tidak signifikan, karena suhu yang mencapai 100 derajat Celcius membuat air berubah menjadi uap air.(ipg/ipg)