Penyuplai Sayur Kota Batu Terancam Gulung Tikar

Para penyuplai sayur Kota Batu terus-menerus mengalami kerugian hingga Rp 30 juta per hari, karena jalur transportasi terkendala luapan lumpur Lapindo. Akibatnya para penyuplai sayur ke luar Pulau Jawa saat ini mulai mengurangi intensitas pengiriman.

HARI CAHYONO pengusaha sayur “Hasil Putra Kota Batu” pada JAYA IDRIS reporter Radio Citra Protiga dalam Jaring Radio Suara Surabaya, Senin (07/05) mengaku sejak terganggunya jalur trasportasi Malang-Surabaya akibat lumpur Lapindo, pihaknya tidak setiap hari melakukan pengiriman sayur ke luar Pulau Jawa, seperti Banjarmasin, Palangkaraya dan Sampit.

Padahal sebelumnya menurut HARI, sebanyak lebih 35 ton sayuran jenis kentang, gubis, wortel, bawang pre, sawi dan tomat senilai Rp 50 juta rupiah dikirim ke kota tujuan tersebut.

Kata HARI kerugian yang mencapai Rp 30 juta tersebut, dikarenakan barang-barang yang akan dikirim keluar Pulau Jawa membusuk sebelum tiba di tempat tujuan. Membusuknya sayuran tersebut dipicu keterlambatan pengiriman.

HARI menjelaskan sebelumnya perjalanan kendaraan pengangkut sayur dari Kota Batu ke Tanjung Perak Surabaya, hanya membutuhkan waktu maksimal tiga jam. Namun sekarang ini waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 8 jam. Sehingga kendaraan pengangkut sayur tertinggal kapal dan terpaksa harus menunggu di Pelabuhan Tanjung Perak selama 24 jam.

Kata HARI pengiriman dari Surabaya menuju kota tujuan membutuhkan waktu 20-30 jam. Selain itu terjadinya perubahan cuaca dari dingin ke panas, juga dapat mempercepat pembusukan sayur. Jika kondisi seperti ini terus terjadi, bukan tidak mungkin ia akan berhenti menjadi penyuplai sayur keluar Pulau Jawa.