
Di saat bulan mati (awal bulan kalender Qomariyah), selalu terjadi fenomena pasang maksimum, seperti yang terjadi hari ini dan besok.
“Dalam setiap bulan dalam kalender Qomariyah atau kalender bulan ada dua kali fenomena pasang maksimum, yaitu pada bulan mati ketika awal bulan dan saat bulan purnama di pertengahan bulan,” kata Ir EKO PRASETYO Ahli Meteorologi dan Geofisika BMG Maritim Tanjung Perak Surabaya pada suarasurabaya.net, Senin (10/12).
Dijelaskan EKO, pada tanggal 1 dan 2 dalam kalender Qomariyah ini terjadi pasang maksimum di seluruh wilayah Indonesia, tapi ketinggiannya berbeda-beda.
“Hari ini pasang maksimum di perairan Surabaya setinggi 130 cm pada pukul 22.00 dan surut minimum -140 cm pada pukul 05.00 WIB. Sedangkan Selasa besok pasang maksimum 130 cm pada pukul 23.00 dan surut minimum -140 cm pada pukul 06.00 WIB,” paparnya.
Kata EKO, fenomena ini perlu diwaspadai masyarakat yang tinggal di pesisir, terutama yang pantainya sudah direklamasi.
Ditambahkan EKO, tampak tekanan udara homogen saat ini di angka 1.006 milibar hampir di sebagian besar wilayah Indonesia. Kondisi ini dibawah normalnya yakni 1.013 milibar. Kemudian arah angin dari Barat Daya, Barat laut yang berpotensi membawa banyak uap air dari Benua Asia.
Potensi hujan di perairan Indonesia akan terjadi pada malam atau dinihari, terutama laut Jawa hingga Sumatera. Sedangkanya daratannya juga demikian namun lebih berpotensi di daerah pesisir Pantura.
Kata EKO, sedangan kondisi gelombang di laut Jawa sangat kondusif, ketinggian maksimum 1,5 meter. Kondisi analisis dari berbagai unsur meteorologi hari ini, tampak kering di daerah Timur, khususnya di daerah Nusa Tenggara.(ipg)