ARIF AFANDI Wakil Walikota Surabaya mengeluarkan gagasan baru untuk melakukan pembatasan roda dua di jalan-jalan tertentu di Surabaya. Aplikasinya, meniru konsep three in one di Jakarta.
Pada suarasurabaya.net, usai membuka seminar “Hasil Penelitian Estimasi Dampak Polusi Pemakaian BBM Sektor Transportasi dan Industri di Surabaya, Rabu (25/07), mengatakan, gagasan ini merupakan satu diantara upaya menekan tingginya polusi udara yang disebabkan dari kendaraan roda dua. Dari penelitian Balitbang Surabaya selama 3 bulan menunjukkan kontribusi emisi CO2 terbesar dari sektor transportasi (48,8%), sektor industri 38,2% dan sektor rumah tangga 20,3%.
Melihat tingginya kontribusi dari sektor transportasi tersebut, kata ARIF, pembatasan roda 2 yang jumlahnya cukup besar di Surabaya merupakan pilihan. ”Kendaraan roda 2 bisa dibatasi geraknya, misalnya di jalan Panglima Sudirman pada jam-jam tertentu. Selama ini kendaraan roda 2 membuat semrawut lalu lintas dan kontribusi pencemaran cukup tinggi. Sedangkan kendaraan roda tiga akan dimasukkan dalam program public transportation di masa depan,”paparnya.
Dari hasil penelitian, menurut Wawali, memperlihatkan kerugian ekonomi akibat pencemaran udara dari pemakaian BBM di Surabaya mencapai lebih dari Rp 900 milyar per tahun pada 2006. Total kebutuhan BBM di semua sektor di Surabaya pada 2006 sebesar 1,9 juta kilo liter.
Total anggaran belanja yang berkaitan langsung atau tidak langsung terhadap dampak penggunaan BBM pada 2006 sebesar Rp 515 milyar. ”Tetapi pendapatan dari hasil pajak kendaraan dan BBM hanya sebesar Rp 192,4 milyar,”ujarnya. (tin)
NOW ON AIR SSFM 100
