
TNI AL minta warga Alas Tlogo, Pasuruan memahami kebutuhan strategis TNI AL dalam upaya pertahanan negara.
Ini diungkapkan Laksamana TNI SUMARDJONO, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) kepada suarasurabaya.net usai acara peringatan Hari Armada RI atau HUT TNI AL ke-62 di Dermaga Ujung Koarmatim Surabaya, Rabu (05/12).
Pernyataan KASAL ini terkait penolakan warga Desa Alas Tlogo dan sekitarnya atas tawaran relokasi dan pembangunan lapangan terbang untuk latihan tempur TNI AL.
SUMARDJONO mengatakan dimanapun negara di dunia ingin agar militernya kuat. Sebab ini penting utnuk memperkuat posisi tawar negara di pergaulan internasional. Pembangunan lapangan terbang di Grati, Pasuruan yang ditolak warga Alas Tlogo dan sekitarnya, kata SUMARDJONO, menghambat upaya TNI AL dalam meningkatkan kualitas SDM prajurit TNI AL.
Selama ini, Bandar Udara Juanda yang merupakan aset milik TNI AL sudah tidak mungkin dijadikan tempat untuk latihan manuver pesawat-pesawat TNI AL mengingat padatnya lalu lintas penerbangan komersial di bandara tersebut.
“Kita tidak ingin perekonomian di Jatim dan Indonesia pada umumnya terganggu. Untuk itu kita mengalah bergeser ke tanah milik kita sendiri di Grati, Pasuruan. Tempat itu sangat ideal karena jaraknya hanya 10 menit menggunakan pesawat terbang dari bandara Juanda, ” jelas SUMARDJONO.
KSAL menegaskan tetap akan menggunakan jalur hukum untuk menyelesaikan konflik tanah dengan warga ALas Tlogo dan sekitarnya.
Konflik antara TNI AL dan warga desa Alas Tlogo dan sekitarnya sudah berlangsung bertahun-tahun dan puncaknya terjadi pada Mei 2007 mengakibatkan sejumlah warga Alas Tlogo tewas.(edy/bir/ipg)