Terus Berjuang, Bila Perlu Sampai Titik Darah Penghabisan

“Kami akan terus berjuang. Apapun resikonya, perjuangan ini harus terus dilakukan. Kami sudah kehilangan tempat tinggal, dan masa depan. Untuk kesekian kalinya aksi demo terus kita lakukan. Ini perjuangan, bila perlu sampai titik darah penghabisan”.

AGUS SUKAMTO satu diantara warga PerumTAS I di pengungsian Pasar Baru Porong, Kamis (15/02) mengatakan itu saat ditemui suarasurabaya.net, terkait aksi yang sudah dilakukan kesekian kalinya oleh warga PerumTAS yang diwarnai pemblokiran akses jalan di Raya Gedangan.

Bagi AGUS SUKAMTO, perjuangan yang dimaknai sebagai tuntutan akan hak-hak atas korban luberan lumpur panas Lapindo Brantas Incorporated harus terus dilakukan. “Kalau tidak, nasib kami akan semakin tidak jelas. Kami tidak gentar, Lapindo harus bertanggung jawab,” lanjut AGUS SUKAMTO.

Saat ini, warga Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (PerumTAS) I, sebagian besar memilih mengungsi di Pasar Baru Porong. Sedangkan sebagian lainnya ada yang harus numpang ke sanak famili yang berada tak jauh dari kawasan Porong dan sekitarnya.

“Saya kehilangan rumah dan tempat tinggal, sekarang ngungsi di Pasar Baru Porong. Kalaupun lumpur bisa dibersihkan dari Perumtas, apa ya mungkin bisa kembali kesana lagi. Sekarang kami berjuang, warga Perumtas I berjuang, menuntut tanggung jawab Lapindo. Kami akan terus berjuang, bila perlu sampai mati,” kata SUPRIYONO warga Blok H PerumTAS I, yang kini berada di pengungsian Pasar Baru Porong, Kamis (15/02).

Kamis (15/02) dijadwalkan digelar pertemuan antara Bupati Sidoarjo, perwakilan Lapindo Brantas, serta perwakilan warga PerumTAS I. “Semoga kejelasan soal ganti rugi, atau apapun sebutannya bisa dihasilkan nanti. Tapi kalau nggak jelas lagi, kami akan terus menggelar aksi-aksi menuntut lapindo,” pungkas SUPRIYONO.

Teks foto:
-Aksi demo korban lumpur panas Lapindo Brantas Inc. beberapa waktu lalu di pendopo Kabupaten Sidoarjo.
Foto: Dok. suarasurabaya.net