Umur jembatan Porong yang menjadi satu-satunya penghubung terdekat Surabaya-Sidoarjo dengan Pasuruan-Malang diprediksi umurnya tak lebih dari 6 bulan.
Ini diungkapkan Dr. Ing Ir TEGUH HARIYANTO, MSc, pakar geomatika atau ahli permukaan tanah ITS pada suarasurabaya.net, Rabu (19/12) pada sela simposium Penanganan Lumpur Sidoarjo di ruang rektorat kampus Insitut Teknologi Sepuluh Nopember.
“Sekitar 6 bulan lagi, Jembatan Porong akan terpengaruh oleh adanya gerakan subsidence atau penurunan tanah,” kata TEGUH.
Menurut dia, kondisi di lapangan saat ini sudah mulai terlihat adanya penurunan di batas antara jembatan utama dengan penggal Jalan Raya Porong-Sidoarjo.
“Perubahan di Jembatan Porong juga dirasakan oleh kereta api. Jembatan tersebut harus diamati per minggu. Sampai sejauh mana pergerakannya,” tambahnya.
Dijelaskan oleh dia, secara identik Jembatan Porong dengan Jembatan Tol Siring yang saat ini sudah dibongkar hampir sama jaraknya dengan pusat semburan. Hanya saja konstruksi Jembatan Porong jauh lebih stabil dibandingkan kondisi jembatan tol.
“Kalau tidak dilakukan revitalisasi atau penguatan, maka akan menimbulkan bahaya. Jembatan, sewaktu-waktu bisa terjadi penurunan,” tandasnya.
TEGUH menjelaskan, untuk meminimalisir dampak penurunan tanah di Jembatan Porong volume kendaraan yang melewati kawasan tersebut harus dikurangi.
Teks Foto :
-Jembatan Porong yang selalu dipadati kendaraan bermotor karena merupakan penghubung satu-satunya yang terdekat dari Surabaya dan Sidoarjo menuju ke Pasuruan atau Malang.
Foto : dok suarasurabaya.net