Sabtu, 31 Mei 2025
<i>Obor Akademis Adalah Obor Kritis</i>

Ungkap Budaya Adu Doro di Suroboyo

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan

“Suatu karya positif yang dimulai oleh mahasiswa Universitas Airlangga dengan mampu membuat buku tentang catatan sejarah ini, adalah suatu modul yang pantas untuk diapresiasi,” kata Prof. Dr. SOEGIJANTO PADMO, M.Sc, dosen dan Ketua Pengelola Program Pascasarjana Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada, Jogyakarta.

Hal itu dikatakan ketika memberikan komentar dalam diskusi dan peluncuran buku berjudul Tempo Doeloe Selaloe Aktoeal di kampus Fakultas Sastra Universitas Airlangga. Guru Besar UGM tersebut memuji karena buku tersebut merupakan karya mahasiswa dan alumni Departemen Sejarah Unair.

Buku setebal 296 halaman yang dicetak oleh Penerbit Ar-Ruzz Media, Jogyakarta, ini, Jumat (31/08) kemarin diluncurkan dengan disaksikan peserta Simposium nasional Kurikulum dan Pengajaran Sejarah di Perguruan Tinggi yang berasal dari 40 perguruan tinggi di Indonesia.

Sebelum diluncurkan oleh Drs. ARIBOWO, MA, Dekan Fak. Sastra Unair, buku ini sempat didiskusikan, sekaligus menutup acara simposium yang berlangsung sejak Rabu (29/08). Prof. SOEGIJANTO menilai sangat tepat peluncuran buku tentang sejarah ini didepan peserta simposium kurikulum sejarah.

“Jadi terima kasih kita diingatkan bahwa dari kreativitas dan ketekunan mahasiswa Unair inilah kita semestinya juga bisa melakukan hal serupa. Misalnya membukukan hasil kajian-kajian sejarah, dan saya yakin itu akan sangat bermanfaat,” kata Prof. SOEGIJANTO mengutip siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, Sabtu (01/09).

Editor buku ini dilakukan PURNAWAN BASUNDORO dan kawan-kawan, sejarahwan Unair. Diantaranya adalah SUKARYANTO, LA ODE RABANI, dan MOORDIATI. Yang menarik diantara 12 judul tulisan tersebut, setidaknya ada delapan judul tulisan yang sangat erat dengan catatan sejarah yang terjadi di Kota Surabaya,
Madura, dan sekitarnya.

Misalnya ”Budaya Adu Doro dalam Masyarakat Suroboyo” (tulisan ROJIL NUGROHO BAYU AJI mahasiswa Dept. Sejarah Unair); kemudian “Budaya Remoh dan Sandhor di Surabaya 1970-1980” (karya: A FAISHAL); “Kebun Binatang Surabaya” (tulisan: KHOLIS GURAD DEKA); “Haji Embarkasi Surabaya tahun 1950-1978” (tulisan: KURNIA TSLATIN); “Pasang Surut Perdagangan di Pelabuhan Kelimas Surabaya (1875-1930)” (tulisan: NOVI INDRIANITA SARI); dan “Transportasi Kereta Api di Madura pada Masa Kolonial”.

Menurut ARIBOWO, perspektif sejarah itu beragam, mulai dari perspektif elit hingga strukturalisme. Dan untuk itu harus ada yang menjaga dan menebarkan kemana saja. “Satu diantara komponen masyarakat yang berkompeten menebarkan perspektif sejarah yang beragam itu adalah masyarakat kampus, utamanya mahasiswa. Mahasiswa harus membongkar apa saja yang berbau dokmatis. Mahasiswa harus mengabarkan bahwa sejarah bukan hanya artefak mati yang digantung dalam satu perspektif,” jelas ARIBOWO.(tok)

Teks foto:
-Buku sejarah dengan aksentuasi bahasa yang mudah.
Foto: Dok humas UNAIR Surabaya

Bagikan
Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Avanza Terbalik Usai Tabrak 2 Mobil Parkir

Surabaya
Sabtu, 31 Mei 2025
28o
Kurs