Mulai, Rabu (31/12/2014) sore, crisis center insiden AirAsia QZ 8501 secara resmi dipindahkan dari Terminal 2 Bandara Juanda ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur.
Tommy Soetomo, Direktur Utama PT Angkasa Pura 1 mengatakan, dengan pemindahan ini penanggung jawab crisis center juga akan beralih. “Jika crisis center di Juanda dipegang langsung angkasa pura, crisis center di Bhayangkara akan diserahkan pengelolaanya ke pihak AirAsia dan Polda Jatim, komando utama crisis center juga beralih ke tangan AirAsia,” kata dia.
Menurut Tommy, pemindahan ini semata untuk mempermudah proses koordinasi karena jenazah korban AirAsia saat ini juga mulai dibawa ke Polda Jawa Timur sehingga aktifitas di Bandara Juanda praktis hanya sebagai transit kedatangan jenazah, karena jenazah setiba di Juanda akan langsung dibawa ke RS Bhayangkara.
Sementara itu, Sunu Widyatmoko, Presiden Direktur AirAsia Indonesia mengatakan meski crisis center telah dipindahkan, tapi untuk malam ini pihaknya belum bisa memindahkan lokasi penginapan bagi para keluarga ke hotel di dekat rumah sakit Bhayangkara.
“Di malam tahun baru ini kami belum bisa mendapatkan hotel di dekat Rumah Sakit Bhayangkara, tapi mulai besok kami akan langsung pindahkan keluarga ke dekat RS Bhayangkara,” kata Sunu.
Dia juga mengatakan, crisis center di RS Bhayangkara juga akan memiliki fasilitas yang sama dengan Crisis Center di Bandara Juanda.
Sementara itu disinggung soal santunan bagi keluarga korban, Sunu mengatakan jika pihaknya saat ini belum memikirkan hal itu.
“Untuk saat ini masih fokus untuk proses evakuasi dan identifikasi jenazah korban AirAsia 8501, kami berharap identifikasi segera selesai sehingga jenazah segera bisa diserahkan pada keluarga masing-masing untuk dikebumikan,” kata dia. (fik/rst)