
Joko Widodo Presiden khawatir ISIS atau kelompok radikalisme yang lahir di kawasan Irak merembet ke Indonesia.
Kecemasan Jokowi terhadap gerakan radikalisme yang tengah bertempur hebat di Irak dan Suriyah, disampaikan oleh Said Aqil Siradj Ketua Umum PBNU, pada haul Gus Dur ke lima di kantor DPP PKB, Kamis (25/12/2014) malam.
Acara ini dihadir tiga menteri asal PKB, politisi dan ratusan kader PKB serta Jamiyah NU.
Menurut Said, presiden mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kelompok radikalisme, saat menggelar pertemuan tertutup dengannya di kantor PBNU, Rabu (24/12/2014) lalu.
“Waktu itu, Jokowi katakan ada informasi masuk, bahwa ada ribuan simpatisan ISIS dari Indonesia yang ingin diberangkatkan, padahal sudah ada pencegahan di imgirasi, tapi visanya banyak ke Turki dan gabung ke ISIS,” ungkapnya.
“Konon sudah berangkat 300, sudah mati 4, dan pulang 12,” tambah Said Aqil.
Sehubungan dengan ISIS, Ignatius Suharyo Uskup Agung Jakarta, menyampaikan, baru saja mengikuti pertemuan internasional dengan tokoh muslim Sunni dan Syiah, serta para pemuka agama di dunia lainnya, membahas soal ISIS ini.
“Ternyata tidak ada satu kelompok muslim pun yang mendukung ISIS. Bahkan dengan sungguh, mereka miminta jangan menghubung-hubungkan Islam dengan ISIS,” kata pimpinan umat katolik, selesai memimpin misa pontifikal menyambut perayaan Natal di Gereja Katedral Jakarta, Kamis (25/12/2014) kemarin.
Sekadar diketahui, kecemasan Jokowi soal radikalisme ini, juga disampaikan kepada Din Syamsuddin Ketua Umum PP Muhammadiyah, setelah Jokowi ke kantor PBNU. (jos/nif/ipg)