Untuk meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) pendidikan menengah nasional, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan akan meluncurkan Sekolah Menengah Terbuka.
Dengan adanya Sekolah Menengah Terbuka itu, diharapkan target angka partisipasi kasar sekolah menengah sebesar 97 persen bisa dicapai di 2020 mendatang.
Achmad Jazidie Dirjen Pendidikan Menengah (Dikmen) Kemendikbud mengatakan ini, di sela Dialog Persiapan Peluncuran Sekolah Menengah Jarak Jauh, di Surabaya, Senin (28/4/2014).
Menurut Jazidie ke depan sekolah menengah terbuka akan dikembangkan dengan tiga model pembelajaran, diantaranya online, balance online dan tatap muka. “Pelaksanaan pembelajaran itu, akan diterapkan berdasar kemampuan dan kapasitas masing-masing daerah termasuk kondisi yang ada di daerah,” ujar Jazidie.
Selama proses belajar, semua siswa Sekolah Menengah Terbuka akan diberikan beasiswa dan tablet yang akan diisi dengan modul-modul pembelajaran untuk siswa. “Diharapkan dengan cara itu, sistem belajar akan lebih efektif dan bisa lebih mandiri dengan mengkombinasikan sistem belajar jarak jauh menggunakan jaringan internet,” jelas Jazidie.
Ditambahkan Jazidie target awal siswa Sekolah Menengah Terbuka akan diprioritaskan untuk lulusan SLTP Sederajat yang tidak tertampung di SMA atau SMK reguler karena kendala ekonomi, geografis, waktu, sosial dan budaya juga drop out SMA atau SMK.
Rencananya untuk tahap awal, Sekolah Menengah Terbuka akan dibuka di enam wilayah di Indonesia, diantaranya di Jambi, Jawa Timur, Jawa Barat, NTB, dan Sorong. Peluncuran resmi Sekolah Menengah Terbuka itu akan dilakukan M Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, langsung di Sorong, 10 Mei 2014. (tas)
Teks Foto :
– Dialog Persiapan Peluncuran Sekolah Menengah Jarak Jauh, di Surabaya, Senin (28/4/2014).
Foto : Teguh suarasurabaya.net