Minggu, 19 Mei 2024
Pembatasan Layanan BBM Bersubsidi

Meski Berat, Hiswana Migas Tetap Dukung Upaya Pemerintah

Laporan oleh Dwi Yuli Handayani
Bagikan

Hiswana Migas Jawa Timur tetap mendukung keputusan pemerintah terkait kebijakan pembatasan layanan BBM bersubsidi di beberapa daerah, meskipun dinilai cukup memberatkan.

Rahmad Muhammdiay Ketua BPD Hiswana Migas Jawa Timur pada Radio Suara Surabaya, Senin (4/8/2014) mengatakan, pembatasan layanan BBM bersubsidi ini sebagai tindak lanjut dari kebijakan pemerintah terkait adanya kuota penyaluran BBM bersubsidi.

“Memang secara hitung-hitungan matematis harusnya kebutuhan BBM meningkat. Tahun lalu BBM bersubsidi sebesar 46 juta kilo liter tapi tahun ini dibatasi jadi 45 juta kilo liter sehingga angka itu tentunya tidak cukup,” kata dia.

Kata Rahmad, pemerintah melakukan upaya mengurangi penyaluran BBM bersubsidi karena angka membengkak sesuai anggaran. Salah satu dari kebijakan ini adanya pembatasan jumlah BBM yang disalurkan melalui SPBU.

Rahmad menjelaskan, ada beberapa SPBU yang dikenakan pembatasan operasional khususnya di dalam kota. Misalnya di Jakarta tidak ada lagi BBM dijatah satu-satu ke SPBU. Di dalam kota dibatasi jam pelayanannya, selebihnya tidak boleh melayani solar bersubsidi.

Rahmad juga mengatakan, untuk jalur yang dilalui armada angkut kebutuhan pokok sementara ini belum ada pembatasan. Organda atau pengusaha truk tidak perlu khawatir karena yang dibatasi hanya di dalam kota untuk solar bersubsidi.

“SPBU di jalan tol dibatasi tidak boleh berjualan premium saja dan disarankan membeli pertamax. Logikanya di jalan tol tidak ada sepeda motor atau mobil yang seharusnya bisa memakai BBM non subsidi,” ujar dia.

Kebijakan ini memang cukup memberatkan, tapi kata Rahmad, Hiswana Migas Jawa Timur tetap mendukung karena ini sudah menjadi keputusan pemerintah.

“Kalau sementara ini baru di Surabaya saja. Jalur utama yang dilalui bus atau truk sementara ini kebijakan masih 24 jam boleh berjualan,” katanya.

Atas kebijakan ini, kata dia, kerugian yang berpotensi dialami para pengusaha diantaranya omzet akan cenderung menurun bagi pengusaha SPBU. “Kalau saya bilang SPBU dalam kota saja tentunya hanya beberapa SPBU yang terdampak sedangkan di luar kota hanya beberapa saja,” ujarnya. (dwi/rst)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Minggu, 19 Mei 2024
30o
Kurs