Sabtu, 20 April 2024
Diskusi e100

Selamatkan Anak Kita dari Lingkaran Pornografi

Laporan oleh Larasati Putri Ayuningtyas
Bagikan

Fenomena pornografi pada anak, kian memprihatinkan. Acap kali kita lihat di media massa berita-berita tentang keterlibatan anak dalam pornografi, entah menjadi “penikmat” atau “pelaku”. Baru-baru ini yang mengejutkan adalah 100 video yang diunggah oleh Deden di situs porno yang dikelolanya, ternyata melibatkan anak-anak.

Lalu, apa yang membuat anak semakin “akrab” dengan Pornografi? Beragam pendapat mewarnai kolom Diskusi e100 yang diadakan Jumat, (28/2/2014).

Ketabuan membicarakan sex antara orang tua dan anak ataupun guru dan murid, menjadi persoalan klasik yang membawa dampak krusial. Seperti yang diungkapkan akun Lusiani Pancawati, kurang terbukanya pendidik dan orangtua membahas sex edication pada anak anak.sehingga mereka mencari tau sendiri ttg hal yg menjadi pertanyaan sebenarnya. Jadi mari.kita sbgai ortu, guru dan pengajar bergandeng tangan memberikan sex education pada anak kita sesuai usianya,

Sebelumnya Seto Mulyadi Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak pada Suarasurabaya.net menyatakan cara memberikan pendidikan sex sejak dini pada anak cukup mudah, “Jelaskan saja, bagian anggota tubuh seperti kepala, pundak, perut, penis, vagina dan kaki. Sampaikan pada anak, kalau anggota tubuhnya harus dijaga kebersihan dan keamanannya. Jangan mau kalau dipegang sembarang orang. Dengan itu, anak-anak juga akan berhati-hati,”

Perkembangan Teknologi Komunikasi yang pesat, membawa pengaruh positif, yakni dengan mudahnya kita berkenalan dengan budaya asing tapi harus dipahami bersama bahwa pengaruh negatif juga mengekor dibelakangnya. Salah satunya adalah, pornografi. Seperti yang diungkapkan akun Kusumo Danar Dono bahwa budaya asing dan semaraknya media elektronik dengan tayangan-tayangan yang tak terbatas, membuat anak-anak dengan gampang menikmati pornografi.

Untuk membentengi pornografi pada anak, penyelesaiannya dengan cara yang bisa dibilang klasik, komunikasi antar keluarga. Seto Mulyadi mencontohkan, komunikasi bisa dengan cara yang sederhana seperti mendongeng, “Biasakan membangun komunikasi antara orang tua dan anak, mendongeng atau sekedar bertanya tentang rutinitas hariannya, jangan orang tua dan anak sibuk dengan gadget masing-masing. Benar berkumpul di ruang keluarga, tapi sibuk dengan gadget masing-masing.

“Orang tua saat ini sibuk, kurang mengawasi anaknya secara fisik. Belum lagi dasar imannya kurang. Maka dari itu, pornografi dengan mudah meracuni anak-anak kita, ” . Tulis akun Hedi Kurniadi.

Tapi, orang tua tidak bisa berjalan sendiri diperlukan peran serta guru dan pemerintah .Untuk bersama-sama membentengi pornografi. Seperti yang ditulis akun Jemmy Hertanto, Komponen bangsa ini harus bergerak bersama, ya orang tua, guru, pemerintah, untuk bisa memberantas pornografi, . (ras/rst)

Teks Foto:
– Ilustrasi

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
33o
Kurs