Militer Israel sudah memberikan peringatan pada ribuan warga Palestina yang tinggal di bagian Timur dan Utara Gaza untuk meninggalkan rumah mereka paling lambat pukul 08:00 Rabu waktu setempat (13.00 WIB).
Seorang jurubicara militer Israel pada The Wall Street Journal mengatakan penduduk Beit Lahiya, sebuah kota berpenduduk sekitar 70 ribu orang di Gaza Utara, serta Zeitoun dan Shijaiyah lingkungan Kota Gaza telah diperingatkan melalui telepon. Surat kabar Israel Haaretz melaporkan bahwa 100 ribu panggilan otomatis telah dilakukan untuk warga Gaza, namun jumlah itu tidak dikonfirmasi oleh militer.
Penduduk Gaza waktu dikonfirmasi The Journal mengatakan bahwa sebagian besar dari Beit Lahiya telah dikosongkan sebelumnya. Tetapi tidak sedikit juga warga di bagian lain Gaza utara memutuskan tetap tinggal.
The Wafa, sebuah panti di Shijaiyah, yang merawat 15 pasien cacat dan lanjut usia, menerima beberapa panggilan mendesak para pasien untuk diungsikan, Basman Ashi direktur panti tersebut pada Associated Press mengatakan rudal-rudal Israel menghantam gedung dekat The Wafa, menyebabkan kerusakan pada lantai panti tersebut, tapi dipastikan tidak ada korban luka. Ashi menambahkan bahwa ia tidak akan mengevakuasi pasien usia lanjut karena mereka tidak punya rumah lagi di tempat lain.
Sementara itu empat relawan asing – dari Inggris, Amerika Serikat, Perancis dan Swedia – telah mendirikan kemah di pusat rehabilitasi untuk mencegah militer dari penargetan itu.
Rina Andolini, 32, relawan asal Inggris mengatakan, pasien berusia 12 sampai lebih dari 70 tahun dan tidak dapat berjalan atau bergerak tanpa bantuan. Dia mengatakan ada juga 17 anggota staf Palestina.
Andolini mengatakan pasien kini dalam kondisi ketakutan melihat tank-tank Israel yang siap menyerang di perbatasan.
Pejabat kesehatan Gaza mengatakan bahwa 204 warga Palestina telah tewas dalam sembilan hari sejak pertempuran dimulai. Namun, tidak jelas berapa banyak korban jiwa adalah warga sipil dan berapa banyak yang militan Hamas.
Sementara itu Hamas terus ditekan masyarakat internasional untuk menerima proposal gencatan senjata yang diinisiasi Mesir. Gencatan senjata itu sedianya diberlakukan Selasa pagi kemarin. Namun Hamas menolaknya saat Israel menyatakan menerima proposal tersebut.
“Saya tidak bisa mengutuk cukup kuat tindakan Hamas yang masih terus menembakkan roket ke wilayah Israel saat masih ada niatan baik dari Israel untuk gencatan senjata,” kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Selasa.
“Saya berharap pimpinan Hamas memahami pilihan terbaik yang harus dilakukan saat ini adalah menghentikan serangan, bernegosiasi, berdiskusi, dan duduk dengan semua pihak demi kepentingan Gaza di masa depan,” kata Tny Blair mantan Perdana Menteri Inggris dan utusan perdamaian Timur Tengah kepada Sky News.(edy)
NOW ON AIR SSFM 100
