Merebaknya informasi gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mulai berkembang di Jawa Timur, pihak Kepolisian Daerah (Polda) Jatim sudah bersiap melakukan pencegahan terhadap meluasnya kelompok radikal tersebut.
Pasca penangkapan Muhamad Syaifuddin Umar alias Abu Fida alias Fud alias Syahrun (AF), Kamis (14/8/2014) oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Jl. Sidotopo Lor No.70, Surabaya, Polda Jatim semakin memperketat pemantauan di tujuh titik yang tersebar di seluruh wilayah Jatim.
Irjen Pol Unggung Cahyono Kapolda Jatim mengatakan, dalam pencegahan meluasnya kelompok ISIS, pihaknya mengedepankan tiga elemen yakni Babinkantibmas, Babinsa, dan Kepala Desa untuk melakukan pemantauan di daerahnya masing-masing.
“Kami mengedepankan tiga elemen untuk melakukan pemantauan di daerah masing-masing, terutama untuk tujuh titik di Jatim,” kata Unggung kepada wartawan, Jumat (15/8/2014).
Namun, Kapolda tidak menerangkan secara rinci dimana saja tujuh titik yang dilakukan pemantauan tersebut.
Pihaknya juga telah melakukan perencanaan kegiatan, yang didalamnya terdapat Pemda, Polisi, TNI, MUI, Ulama, dan tokoh masyarakat terkait pencegahan gerakan ISIS di Jatim. “Dalam penanganan ISIS ini, kami lebih mengedepankan cegah dan deteksi dini,” kata Kapolda.
Unggung menambahkan, terkait penangkapan terduga pimpinan ISIS di kawasan Sidotopo Lor, Surabaya, pihaknya hanya melakukan back up, dan telah melakukan mapping untuk mengetahui aktivitas pergerakan Abu Fida terkait ISIS di Jawa Timur.
Dia juga mengatakan, terduga AF memiliki link dengan jaringan teroris di Poso. AF sendiri pernah menampung jaringan dari Poso, dr. Ashari dan Nurdin M Top. “AF ini termasuk dalam jaringan Santoso di Poso. AF juga pernah menampung jaringan Poso, termasuk pelaku bom bunuh diri di Poso lalu. Sehingga AF tahu banyak mengenai jaringan di Poso,” pungkasnya. (wak/ipg)