Zahriani Putri Agustin (9) korban penyanderaan di Kodim, Gresik, Rabu (17/12/2014), merupakan siswi yang cukup pintar. Dari informasi yang berhasil dihimpun, siswi kelas 4 SD Negeri Tlogo Patut 2, Gresik disandera saat dia berada di luar ruangan kelas karena siswa lainnya ikut remidi tes Bahasa Inggris.
Agus Siswanto bapak korban mengatakan, usai penanganan medis oleh dokter di IGD RS Semen Gresik, anaknya sempat menceritakan bahwa dirinya ditarik oleh lelaki yang tidak dikenal, saat berada di luar kelas bersama tiga temannya.
“Anak saya cerita kalau dia diluar kelas sama tiga temannya. Teman-teman lainnya di dalam karena remidi Bahasa Inggris,” kata Agus kepada suarasurabaya.net, Rabu (17/12/2014).
Dia menceritakan, anaknya saat itu sedang duduk di halaman sekolah, tiba-tiba lelaki tidak dikenal menarik Rani lalu mendekap, dan menempelkan sebuah pisau di bagian pinggang. “Anak saya cerita, laki-laki itu menempelkan pisau di pinggang, sambil mendekap dan membawa anak saya keluar, pisau itu ditempelkan semakin ke atas, hingga terakhir menempel di leher,” ujarnya.
Saat itu, pintu gerbang sekolah tidak ditutup rapat sehingga lelaki itu dengan mudah masuk. Saat membawa Rani, pelaku sempat mengancam akan membunuh jika Riani berontak. “Anak saya sempat cerita diancam begini Kamu jangan berontak. Kalau kamu berontak, kamu mati saya juga mati,” kata Agus menirukan cerita anaknya.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini, sama sekali tidak menangis saat diancam dengan pisau, hingga proses evakuasi korban. Dia memilih tenang dan berdoa. “Anak saya bilang sama sekali tidak menangis. Dia terus baca surat Al Fatihah sampai petugas berhasil menyelamatkan,” ujarnya.
Setiap harinya, kata Agus, dari rumahnya di Jl. Dewi Sekar Dadu, RT 1/1 Ngargosari, Kebomas Gresik, Riani selalu diantar dan dijemput saat sekolah. Dia tidak pernah berangkat sendirian. “Biasanya saya yang antar jemput, kalau tidak ya ibunya yang jemput,” kata dia.
Dengan kejadian penyanderaan tersebut, kedua orang tua korban berharap agar pihak sekolah semakin meningkatkan keamanan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali. “Saat kejadian kan pintu gerbang sekolah terbuka, padahal itu masih jam belajar mengajar. Mudah-mudahan pihak sekolah semakin meningkatkan keamanan,” kata Agus. (wak/edy)
NOW ON AIR SSFM 100
