Bagi para orang tua dan keluarga, ada tiga cara untuk melindungi anak dari kekerasan, antara lain, peka terhadap perilaku anak, percaya pada apa yg dikatakan anak serta peduli dan mendengarkan sang anak.
Laura Hukom Direktur Advokasi World Vision Indonesia, mengatakan keluarga berperan penting dalam hal perlingan anak, karena keluarga adalah pihak pertama yang dikenal dan dipercaya oleh anak sejak lahir.
“Keluarga memegang peranan penting dalam perlindungan anak, karena keluarga adalah pihak pertama yang dikenal dan dipercaya oleh anak sejak lahir. Penting bagi orang tua untuk memiliki dan membangun pemahaman bersama anak-anak akan hak dasar anak, terutama hak perlindungan,” kata Laura dalam kampanye Gerakan Perlindungan Anak yang digelar di area car free day (CFD), Jakarta, seperti yang dilansir Antara, Minggu (7/9/2014).
“Kami ingin mengajak semua pihak secara aktif memahami dan mengupayakan perlindungan anak. Semua bentuk perlindungan anak harus kita lakukan dengan mengedepankan apa yang menjadi kepentingan terbaik anak. Salah satu caranya adalah mengedepankan keterbukaan komunikasi antara orang tua dan anak,” kata Laura.
Kasus kekerasan terhadap anak akhir-akhir ini kian terkuak baik di Jakarta maupun di berbagai pelosok daerah di Indonesia.
Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pada 2014 terjadi 342 kasus kekerasan terhadap anak di Jakarta, separuhnya terkait dengan kekerasan seksual.
Di Indonesia sendiri, terjadi 3.023 kasus kekerasan terhadap anak, di mana 58 persen dari jumlah itu merupakan kekerasan seksual.
Seperti diketahui, 30 persen dari penduduk Indonesia adalah anak-anak yang jumlahnya sekitar 82.500.000 jiwa.(ant/nif/ain)