Irjen Polisi Tito Karnavian Kapolda Metro Jaya menjelaskan, bom yang meledak di Mal Alam Sutera, Rabu siang (28/10/2015) pukul 12.05 WIB adalah jenis Triacetone Triperoxide (TATP).
Bom ini, kata Tito, tergolong High Explosive. Ledakan di Mal Alam Sutera lumayan menghancurkan karena kandungannya kurang dari 10 gram. Kalau sampai beratnya lebih dari itu atau sampai kiloan, dampaknya akan mengerikan.
“Pernah diluar negeri lebih 700 orang terluka, hanya dengan 4,5 kilogram. Inipun yang digunakan dalam kasus ini tidak lebih dari pada 10 gram yang sudah cukup lumayan membuat kerusakan,” ujar Tito dalam jumpa pers di kantor Polda Metro Jaya, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (29/10/2015).
Dia mengatakan, selain mudah dibuat, bom jenis TATP ini sulit dideteksi dan bisa lolos X-Ray. Makanya, sejak muncul bom jenis TATP, ada kebijakan dalam penerbangan kalau penumpang dilarang membawa 100 ml cairan masuk dalam pesawat.
Menurut Tito, TATP ini mudah meledak, tanpa menggunakan detonator.
“TATP ini berbahaya, karena sangat mudah meledak tanpa dipicu dengan detonator. Cukup dengan panas, kemudian dengan gesekan atau hal-hal yang lain,” tegasnya.
Dalam jumpa pers, Kapolda Metro Jaya juga menayangkan rekaman CCTV saat pelaku masuk ke mal, mondar-mandir dan akhirnya meletakkan bom tersebut. Pelaku sendiri juga mengakui kalau yang ditanyangkan dalam rekaman CCTV adalah dirinya.(faz/ipg)