Heri Lentho, budayawan Surabaya menyayangkan jika seiring perkembangan zaman dan teknologi, dolanan jadoel (permainan zaman dulu, red) akan hilang. Padahal, menurutnya, sebagai sarana pendidikan yang murah, dolanan jadoel mengandung makna silaturahmi.
Dolanan jadoel juga memiliki kelebihan yang tidak bisa digantikan game di gadget masa kini. Diantaranya, kelebihan permainan Engklek yang melatih keseimbangan otak kanan dan kiri. “Coba saja yoga engklek, satu menit saja. Maka akan terjadi keseimbangan di otak kita,” kata Heri kepada Radio Suara Surabaya, Minggu (7/6/2015) pagi.
Selain itu, permainan Gobak Sodor juga melatih anak mengatur strategi intrik dan berlatih supaya menjadi pemenang. Sebelum memulai permainan, anak-anak belajar sportifitas melalui hompimpa atau suit. “Ini mengajarkan siapa yang harus main terlebih dahulu,” katanya.
Heri menambahkan, dirinya berharap, sepulangnya dari Surabaya Urban Cukture Festival 2015, orangtua memperkenalkan dolanan jadoel pada anaknya. “Secara tidak langsung hal ini juga akan melestarikan dolanan jadoel,” katanya.
Dia juga menyarankan agar Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Pendidikan dan Dispora dapat menjadi lokomotif yang menanamkan makna dan nilai dolanan jadoel kepada masyarakat. (iss/rst)