Pemerintah putuskan untuk menurunkan harga Bahan Bakar MInyak (BBM) sejak tanggal 5 Januari 2016. Keputusan ini disampaikan langsung oleh Sudirman Said, Menteri ESDM, Rabu (23/12/2015) petang.
“Kenapa baru 5 Januari turunnya, karena kita memberikan kesempatan bagi distributor dan SPBU untuk menghabiskan stok harga lama. Kita juga berikan kesempatan pertamina untuk mempersiapkan diri,” kata Sudirman Said, Menteri ESDM.
Menurut Sudirman Said, premium akan diturunkan dari Rp7.300 menjadi Rp7.150 perliter atau turun Rp150. Sebenarnya, premium diturunkan harganya menjadi Rp6.950 perliter, namun dengan berlakunya undang-undang nomor 30 tahun 2007 tentang ketahanan energi, maka pemerintah membebankan biaya Rp200 perliter bagi premium sehingga harga premium akhirnya menjadi Rp7.150.
Sementara untuk solar, pemerintah memutuskan akan menurunkan harga dari Rp6.300 menjadi Rp5.950 perliter. Untuk solar ini, pemerintah juga memberikan beban biaya untuk ketahanan energi sebesar Rp300 perliter. “Solar kita turunkan jadi Rp5.650 perliter, ditambah dana untuk ketahanan energi Rp300 jadi harga solar yang baru adalah Rp5950,” kata Sudirman.
Sudirman mengatakan, sejak bulan Oktober 2015, pemerintah memutuskan untuk melakukan evaluasi harga BBM setiap tiga bulan sekali. “Sejak oktober, dan saatnya kini kita evaluasi,” ujarnya.
Penurunan harga kata dia, didasari atas tiga komponen yaitu harga minyak dunia yang saat ini memang cenderung menurun; lantas kurs rupiah terhadap dollar karena sebagian pasokan BBM masih mengandalkan impor; serta adanya efisiensi mata rantai pasokan dari Pertamina.
“Pembubaran petral, kita berhasil meningkatkan efisiensi. Begitu juga mengambil alih beberapa kilang dan modernisasi kilang cilacap. Selain itu, harga bbm sejak tiga bulan terakhir juga terus menurun,” kata Sudirman. (fik/rst)
NOW ON AIR SSFM 100
