Akh Muzakki, guru besar sosiologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel menilai hilangnya beberapa warga Surabaya di Turki memperlihatkan bahwa Surabaya maupun Jawa Timur masih menjadi ladang empuk bagi berkembangnya aliran radikal.
“Kita bisa tarik pelajarannya bahwa ini memang jadi sarang empuk pengembang biakan idiologi baru yang bersifat radikal,” kata Muzakki, sesaat setelah dikukuhkan sebagai Guru Besar termuda di UIN Sunan Ampel Surabaya, Rabu (11/3/2015).
Menurut dia, masih banyaknya kelompok teroris ini juga menunjukkan jika relasi antara Islam dan Negara ternyata belum selesai. Bahkan di Jawa Timur yang mayoritas adalah Islam ala Nahdlatul Ulama yang selalu mengatakan NKRI harga mati dan pancasila sudah final, faktanya idiologi lain masih saja subur.
Selain itu, hilangnya WNI di Turki merupakan bukti jika kemiskinan di kota besar seperti Surabaya bisa memicu untuk mengubah idiologi.
“Biasanya keterpurukan ekonomi juga berkaitan dengan keterpurukan sosial dan ini bisa menjadi pemicu,” ujarnya. (fik/rst)
NOW ON AIR SSFM 100
