
Mengisi Sabtu (7/2/2015) malam nanti, kelompok Tayub asal Kabupaten Nganjuk dijadwalkan tampil mengisi agenda kesenian daerah di kompleks Taman Budaya Jawa Timur.
Acara ini akan mengundang segenap masyarakat untuk hadir untuk menikmati Tayub bersama sejumlah penari di pendopo Jayengrono kompleks Taman Budaya.
“Malam nanti, kami undang segenap masyarakat untuk hadir menikmati penampilan kelompok Tayub asal Kabupaten Nganjuk. Ini adalah bagian dari agenda kesenian daerah yang memang kami tampilkan setiap sebulan sekali. Monggo masyarakat pecinta Tayub dan seni daerah untuk hadir,” ujar Bambang BES staf operasional TBJT pada suarasurabaya.net, Sabtu (7/2/2015).
Kesenian Tayub atau juga dikenal Tayuban, merupakan kesenian yang mengandung unsur keindahan dan keserasian gerak. Tarian ini biasa digelar pada acara pernikahan, khitan serta acara-acara kebesaran. Tayub terdiri dari Sinden, Penata Gamelan serta Penari khususnya penari wanita. Tayub bisa dilakukan sendiri, secara perseorangan atau bersama-sama.
Tayub merupakan tarian pergaulan yang disajikan untuk menjalin hubungan sosial masyarakat. Perempuan penari Tayub sering juga disebut sebagai Ledek. Tugasnya, mengajak paratamu yang hadir khususnya tamu pria dengan cara mengalungkan selendang yang disebut dengan Sampur untuk diajak menari.
Mengapa dipilih Tayuban, Bambang menegaskan bahwa kesenian rakyat ini harus digali kembali agar masyarakat tahu, dengan melihat bagaimana sebenarnya Tayuban itu dipentaskan. “Masih ada anggapan negatif di tengah masyarakat terkait kesenian Tayuban. Ini harus diluruskan. Dan pada upaya kami kali inikami ingin tampilkan Tayuban lengkap dengan Ledek,” kata Bambang BES.(tok/fik)