Senin, 20 Mei 2024

Pernikahan Sederhana Jadi Tren di Korea Selatan

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Pernikahan sederhana di Korea Selatan. Foto: Reuters

Pesta pernikahan sederhana saat ini menjadi tren di Korea Selatan. Hal ini karena perlambatan ekonomi, meningkatnya usia rata-rata orang yang menikah, serta orang tua yang hampir mencapai usia pensiun sehingga tidak punya banyak simpanan uang.

Berdasarkan survei dari Duo wedding planner, tahun lalu, rata-rata biaya pernikahan di Korea Selatan nyaris mencapai 64.000 dolar AS atau dua kali lipat dari Amerika Serikat. Jumlah tersebut belum termasuk biaya perumahan yang biasanya diberikan oleh orang tua.

Di Korea Selatan, pesta pernikahan yang mengundang ratusan tamu dan kado-kado mahal melambangkan status seseorang, lansir Antara.

“Saya tidak suka mendapat undangan dari orang yang tidak benar-benar saya kenal, mereka pasti juga merasa seperti itu. Saya ingin pernikahan saya dirayakan oleh orang-orang yang memang ingin menghadirinya,” kata Cho (32 tahun) yang membayar biaya 10.000 dolar AS bersama suaminya Kim (34 tahun) untuk pernikahan mereka baru-baru ini.

Besarnya pengeluaran pernikahan, mendorong banyak generasi muda menunda pernikahan dan memiliki anak. Hal ini memperendah tingkat kelahiran dalam populasi yang paling cepat menua di dunia industri.

Demi meningkatkan jumlah pernikahan yang rendah selama tahun 2014, pemerintah memutuskan untuk menyewakan gedung-gedung dengan harga murah.

Kim dan Cho menghemat biaya gedung dan gaun pernikahan yang dibeli online seharga 100 dolar AS. Namun, setengah biaya pernikahannya, dihabiskan untuk bulan madu selama dua pekan di Paris.

“Tren menikah dengan sederhana dimulai tahun lalu. Sebagian berkat para selebriti,” kata Kim Jung-youl pejabat Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga seperti dilansir Reuters.

Bulan lalu, Won Bin dan Lee Na-young, keduanya bintang film, menikah di ladang gandum sejauh 150 kilometer dari Seoul, dengan tamu kurang dari 50 orang.

“Pernikahan menjadi urusan mewah karena ada paduan budaya Korea Selatan dan barat menjadi satu,” kata Lee Sung-hee senior planner dari Duo, perusahaan konsultan pernikahan dan perjodohan terbesar di Korea Selatan.

Tren tersebut mengubah rata-rata usia calon mempelai. Tren pesta pernikahan sederhana juga membuat orang tua lega. Kabarnya, warga Korea Selatan yang berusia 50an dan 60an adalah penanggung peringkat beban utang terberat di dunia.

Lee menambhakan, Setengah dari klien Duo menginginkan pernikahan sederhana. Jumlahnya meningkat nyaris tiga kali lipat dari 2008.

“Karena pasangan yang menikah semakin dewasa, mereka dapat lebih mudah berkompromi dengan tradisi konvensional dan permintaan orangtua,” kata Lee. (ant/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Senin, 20 Mei 2024
24o
Kurs