Bom Jakarta, Netizen Diminta Jangan Bikin Hastag

Menanggapi aksi pengeboman di 6 lokasi di Jakarta. PLEASE, Jangan bikin hastag. Jangan bikin hastag. Jangan mau jadi buzzer gratisan. Ini tujuannya world attentions. NO #PRAYFORJKT.
Makin kalian bikin, rupiah bisa 17rb.
>Kalian semua bikin hastag.
>Trending
>Worldwide
>Investor cemas Direct invest flow ditarik
>Uang beredar naik Saving turun
>Suku bunga naik
>Kredit gagal bayar
>Rupiah lemah
>Inflasi
>Krisis
Jangan bikin psikologi netizen dunia rusak. Kalo mau social campaign bikin yg positif.

Begitulah informasi yang disebarkan secara viral lewat media sosial, penyebar informasi menginginkan netizen tidak menaikkan berita Bom Jakarta secara berlebihan.

Netizen menanggapi pernyataan ini secara beragam, ada yang setuju namun tidak sedikit yang tidak setuju.

“Penyebaran informasi dengan hastag sangat diperlukan karena netizen akan mudah menemukan informasi terkini. Kalau sampai rupiah turun, saya rasa bukan karena hastagnya, tapi karena peristiwanya,” kata Akhyari Hananto pemerhati media sosial saat dihubungi suarasurabaya.net, Kamis (14/1/2016).

Menurut dia, peristiwa rentetan bom di Jakarta sudah menjadi konsumsi publik. Dimana seluruh media juga memberitakan secara terus menerus.

“Ini ada dua hal, misalnya freeport atau JK jadi saksi Jero Wacik. Ada beberapa peristiwa yang mungkin bisa mendorong melemahnya rupiah, termasuk keamanan Jakarta. Jadi bukan karena hastag lah.” kata Akhyari yang juga Founder Good News From Indonesia.

Sementara itu Tagar ‪#‎KamiTidakTakut‬ saat ini menjadi trending topic ketiga di Indonesia ditengah cuitan tentang peristiwa ‪

Pasca ledakan di Thamrin Jakarta, hastag #‎Sarinah‬ dan ‪#‎Thamrin‬ sempat menjadi trending topik. Bahkan #PrayforJakarta menjadi trending topik worlwide.

Menandingi Tagar tersebut, tagar berisi optimisme juga di buzzer di Twitter. Saat ini hastag #Kamitidaktakut menjadi trending topik di seluruh dunia. (rst)