Berbagi adalah sebuah kebahagian yang tidak memandang suku, agama, maupun ras. Semua orang berhak atas kebahagiaan, dan inilah yang dilakukan para relawan di Yayasan Peduli Kasih Anak Berkebutuhan Khusus (YPK ABK).
Datang dari berbagai latar belakang, mereka melihat, peduli dan berinisiatif untuk melakukan berbagai hal semampu mereka, untuk mengangkat rasa percaya diri anak berkebutuhan khusus.
”Kami ingin membuat orang tua merasa bahagia, tidak menyesal, marah dan minder memiliki anak berkebutuhan khusus atau membandingkan anaknya dengan anak lain,” kata Sawitri Retno Hadiati Ketua YPK ABK, Rabu (26/10/2016).
Sejak berdiri pada tahun 2012 lalu, sebanyak 300 relawan telah berinteraksi dengan kurang lebih 213 ABK di parent support group ini.
Sebagian besar relawan masih berusia di bawah 35 tahun. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari siswa Sekolah Menengah Atas, mahasiswa, dokter, terapis, desainer grafis, guru tari, guru musik, pekerja kantoran hingga ibu rumah tangga.
Mereka juga datang dari berbagai daerah, mulai Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan, Bali bahkan Belanda.
”Para relawan memberikan motivasi, pelatihan dan pendampingan secara cuma-cuma bagi para orang tua. Ada juga relawan yang berinisatif menjual produk hasil karya para orang tua ABK di car free day. Mereka juga menemani anak-anak bermain dan memberikan kursus seperti silat dan melukis secara cuma-cuma untuk mengembangkan bakat ABK,” kata Sawitri.
Masih lekat di ingatan Sawitri, pernah suatu kali ada ABK yang tiba-tiba menarik dan mematahkan kacamata seorang relawan yang baru pertama kali datang. “Relawan itu kaget tapi tidak marah,” ujarnya lantas tertawa.
Bayu Perdana Ketua Pelaksana YPK ABK mengatakan, masalah ABK memang rumit, khususnya dalam memperbaiki mindset para orang tua ABK. Dia berharap, banyaknya relawan dengan usia yang masih muda bisa menjadi ujung tombak untuk mengubah mindset dan pandangan negatif tentang ABK. “Mereka punya ilmu dan skill untuk melakukan itu,” katanya.
Sekadar diketahui, Yayasan Peduli Kasih Anak Berkebutuhan Khusus (YPK ABK) memberikan pembinaan berbasis masyarakat untuk anak berkebutuhan khusus dari keluarga kurang mampu dan tersembunyi. Pembukaan relawan dilangsungkan empat hingga enam bulan sekali dengan kuota 25-30 orang. Setelah aktif selama 200 jam, para relawan akan mendapatkan sertifikat dari yayasan ini.(iss/fik)
Teks Foto:
1. Seorang relawan memberikan kursus bela diri unutk ABK;
2. ABK dan orang tua berlatih angklung.
Foto: Yayasan Peduli Kasih Anak Berkebutuhan Khusus (YPK ABK) via redaksi.
NOW ON AIR SSFM 100
