Jumat, 1 November 2024

Pelancong Lansia Keliling Surabaya Jelang Hari Pariwisata Dunia

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Rombongan pelancong lansia saat mengunjungi Kampung Lawas Maspati, Senin (26/9/2016). Foto: Istimewa

Sebanyak 25 orang pelancong lanjut usia (lansia) berkeliling kota menikmati waktu-waktu nostalgia di tempat-tempat bersejarah di Surabaya, Senin (26/9/2016) pagi.

Para pelancong ini berkeliling ke lima lokasi wisata di Surabaya atas kerja sama dengan Fakultas Pariwisata, Universitas Ciputra Surabaya dalam rangka memperingati Hari Pariwisata Dunia, yang jatuh pada Selasa (27/9/2016).

Mulai pukul 09.00, mereka berkunjung ke Balai Pemuda lanjut ke Balai Kota Surabaya. Selain itu, mereka juga mengunjungi Gedung Kesenian Cak Durasim, lanjut ke Museum Surabaya, ke Kampung Lawas Maspati, hingga kembali ke lokasi patung Joko Dolog di Jalan Taman Apsari.

Dewa Gde Satrya Dosen Perhotelan dan Pariwisata Universitas Ciputra Surabaya mengatakan, kegiatan ini bertujuan menyukseskan pelaksanaan tema besar Hari Pariwisata Sedunia, Tourism for All: Promoting Universal Accessibility.

“Perayaan besok adalah perayaan Hari Pariwisata Sedunia ke-36. United Nation World Tourism Organization (UNWTO) mengirimkan pesan lewat tema itu agar semua tempat wisata memenuhi kebutuhan berwisata kalangan difable, lanjut usia, dan keluarga yang memiliki anak kecil,” katanya.

Surabaya, kata Dewa, telah memiliki sarana dan prasarana penunjang pariwisata bagi semua kalangan.

“Di Balai Kota sudah ada kursi untuk disabilitas, di bagian belakang balai kota juga sudah ada jalur khusus kursi roda,” ujarnya.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga sudah melengkapi Balai Kota dan Museum Surabaya dengan penanda di atas lantai bagi penyandang disabilitas tuna netra.

“Kesimpulannya, Surabaya sudah memiliki tempat wisata sesuai dengan tema yang diangkat pada Hari Pariwisata Dunia kali ini,” katanya.

Saat rombongan pelancong senior ini tiba di Museum Surabaya, mereka yang mayoritas berusia 65 tahun ke atas seperti memasuki mesin waktu.

“Para rombongan sempat terkesima melihat foto yang menggambarkan proses pengambilan air saat terjadi kebakaran dengan latar belakang gereja di tahun 1920-an,” ujar Dewa.

Tidak hanya itu, selama satu jam mereka di sana, para pelancong ini membahas kenangan tentang transportasi umum di masa lalu. seperti bemo, angguna, dan bajaj.

Di Kampung Lawas Maspati, mereka kembali bernostalgia. Rombongan sempat bermain dakon dan bakiak bersama warga.

Setelah puas bernostalgia, para pelancong ini pun membeli satu dua souvenir hasil produksi warga Kampung Lawas Maspati. (den/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
27o
Kurs