Sabtu, 28 Juni 2025

Pemkot Terima Hibah Alat Industri Kecil Menengah dari Kemenperin

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya menunjukkan batik Putat Jaya kepada rombongan Kemenperin dan DPR RI di Balai Kota Surabaya, Kamis (15/12/2016). Foto: Humas Pemkot Surabaya

Pemkot Surabaya menerima bantuan hibah peralatan Industri Kecil Menengah (IKM) dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia. Gati Wibawaningsih Dirjen IKM Kementerian Perindustrian menyerahkan bantuan peralatan ini kepada Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya di Balai Kota, Kamis (15/12/2016).

Gati mengatakan, bantuan hibah peralatan ini adalah upaya lebih lanjut dari Kementerian Perindustrian untuk membantu proses rehabilitasi bekas kawasan lokalisasi di Putat Jaya. Sejak 2014 lalu, Kementerian Perindustrian sudah ikut membantu pembuatan sepatu oleh warga di Putat Jaya.

“Tahun 2015 kami kasih bimbingan teknis untuk bikin batik. Ternyata hasilnya bagus sekali. Kali ini kami ngasih alatnya,” kata Gati.

Adapun peralatan yang dihibahkan ke Pemkot Surabaya: Tiga unit mesin obras; tiga unit mesin neci; 22 unit mesin jahit; mesin pengering sepatu; shoelast sepatu pria dan beberapa mesin lain.

Gati mengatakan, bantuan alat yang dihibahkan ini bergantung permintaan pemda. Misalkan kelompok IKM Putat Jaya membutuhkan peralatan tertentu, dinas terkait di daerah mengajukan proposal ke kementerian.

“Selama ini, yang namanya IKM itu selalu masalahnya peralatan. Ini kami bantu supaya hasilnya lebih bagus lagi. Nanti, pemerintah daerahnya yang ngopeni,” katanya.

Widodo Suryantoro Kepala Disperdagin Kota Surabaya mengatakan, bantuan peralatan ini akan ditempatkan di tiga lokasi. Di antaranya Rumah Batik, pelatihan membuat sepatu di bekas Wisma Barbara di Putat Jaya, dan juga di sentra IKM Bukit Barisan.

“Jadi bantuan peralatan ini digunakan untuk pelatihan pelaku IKM. Setahun ini, mereka sudah ikut pelatihan, jadi sudah tidak kaget lagi mengoperasikan peralatan ini,” kata Widodo.

Dengan adanya bantuan peralatan tersebut, Widodo berharap, produksi IKM di Surabaya akan semakin meningkat. Dia mencontohkan pelaku batik yang akan bisa mencetak batik untuk produksi massal.

Selama ini, proses membatik butuh waktu lebih lama dibanding batik cetak. Akibatnya, permintaan yang tinggi baik dari lokal maupun mancangera sulit dipenuhi. 

“Ini juga untuk menjawab permintaan yang tinggi. Selama ini permintaan konsumen susah terpenuhi. SDM sudah ada tetapi alatnya terbatas,” katanya.(den/bid)

Berita Terkait


Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil di Jembatan Suramadu, Kondisinya Ringsek

Kecelakaan Bus Tabrak Belakang Truk di KM 749 Tol Sidoarjo-Waru

Pajero Masuk Sungai Menur Pumpungan

Kecelakaan Truk Tabrak Gardu Tol di Gate Waru Utama

Surabaya
Sabtu, 28 Juni 2025
28o
Kurs