Minggu, 5 Mei 2024

Pengawasan Lemah, Banyak Proyek Pembangkit Listrik Mangkrak

Laporan oleh Jose Asmanu
Bagikan
Joko Widodo Presiden saat meresmikan PLTG Gorontalo 100MW di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Jumat (3/6/2016). Foto: Setpres

Joko Widodo Presiden mengatakan, masyarakat di daerah masih banyak yang mengalami pemadaman arus listrik selama enam dan empat kali sehari. Oleh karenanya masalah listrik yang byar pet ini harus diselesaikan bersama.

“Soal listrik ini akan kita kejar tapi bagi-bagi pekerjaan. Pembebasan lahan tolong pemerintah pusat dibantu agar cepat membangunnya,” kata presiden, pada acara peresmian PLTG Gorontalo 100MW di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Jumat (3/6/2016).

Permasalahan listrik menurut presiden adalah masalah yang sudah tidak bisa ditunda-tunda lagi. Dikeluarkannya Perpres percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik, karena tidak bisa ditunda-tunda lagi.

Perpres yang dimaksud presiden adalah Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK).

Presiden beranggapan bahwa ketersediaan listrik merupakan syarat utama yang diperlukan investor. “Sudah tidak mungkin lagi ada investasi datang kemudian suruh nunggu listriknya, pasti balik, pulang,” katanya.

Presiden menjelaskan bahwa listrik merupakan elemen penting yang dibutuhkan banyak sektor, seperti industri dan manufaktur.

“Yang paling penting juga anak-anak kita kalau malam hari, belajar juga membutuhkan listrik. Usaha-usaha kecil, usaha-usaha mikro yang di kampung, yang di desa, semuanya membutuhkan listrik. Kalau kunci itu tidak segera kita selesaikan masalahnya sampai kapan pun kita akan begini terus,” kata presiden.

Dalam siaran pers yang diterima suarasurabaya.net, presiden mengingatkan adanya pembangkit listrik mangkrak yang dibangun tahun 2007 dan berkapasitas 2×25 MW yang berada di Kabupaten Gorontalo Utara agar diselesaikan sehingga nanti menambah pasokan lagi.

Proyek mangkrak itu sudah selesai 47 persen dan berhenti. “Di situ jangan diremehkan, uangnya Rp396 miliar, berhenti kemudian dibiarkan,” ujar presiden.

Penyebab dari mangkraknya pembangunan pembangkit listrik karena kualitas dari produk yang dipakai tidak dikontrol sehingga barangnya jelek dan dalam proses perjalanan sebuah proyek besar seperti ini memakan pekerjaan besar, tidak ada pengawasan yang terus menerus.

“Manajemen memang seperti itu, tidak bisa groundbreaking langsung dilepas, nggak dilihat, ya nggak jadi,” ujar presiden.

Oleh karenanya tidaklah heran bila presiden mengatakan bahwa dirinya akan meninjau berkali-kali proyek yang telah groundbreaking. “Kalau saya datang sekali, menteri pasti datang dua kali, kalau saya lima kali, menterinya pasti 10 kali, dirjennya pasti 20 kali, ke bawahnya pasti 2 kali, 2 kali,” ujar presiden.

Presiden menjelaskan bahwa pemerintah tidak akan terpaku pada satu sumber energi saja dalam membangun pembangkit listrik.

“Jangan hanya pakai solar saja, jangan pake gas saja, jangan hanya batu bara saja, semuanya. Semakin variasinya semakin banyak semakin baik. Semua kan, ombak bisa, angin, geothermal, gas juga, batu bara juga, kita semuanya ada,” ujarnya.

Sementara itu, dalam pandangan presiden, pembangunan PLTG Pohuwato Gorontalo adalah yang paling cepat.

“PLTG Gorontalo yang dikerjakan selama tujuh bulan, cepat sekali. Pembebasan lahan, kemudian langsung konstruksi, persiapan konstruksi, kemudian mendatangkan mesinnya, dan alhamdulillah sekarang sudah bisa kita nikmati,” kata presiden.

Dengan beroperasinya PLTG Gorontalo 100 MW maka Provinsi Gorontalo termasuk provinsi yang telah memasuki kelebihan pasokan listrik. “Berarti sekarang ada tiga provinsi yang sudah aman, termasuk Gorontalo. Yang lain-lain ngantri,” kata presiden

Peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gorontalo 100 MW menjadi penutup kunjungan kerja presiden yang difokuskan pada ketersediaan listrik.

Presiden sebelumnya berkunjung ke Bangka Belitung, Aceh, Kalimantan Barat dan Gorontalo.

Kata presiden, sebetulnya untuk mengejar provinsi-provinsi yang sudah sangat mendesak dan sangat kekurangan (listrik), pengerjaan yang paling cepat adalah model PLTG.

“Cepatnya pembangunan PLTG Gorontalo didukung oleh manajemen yang baik. kalau manajemen baik, kualitas pengerjaannya bagus,” kata presiden.

Presiden juga menginstruksikan kepada Kapolda dan Pangdam dan jajaran di bawahnya untuk menjaga bidang pertambangan dan bidang konservasi hutan. “Baik yang di pantai manggrove kita, baik tadi saya lewat di hutan untuk burung Maleo, hutan Panua juga dijaga betul. Itu adalah warisan hutan yang nanti yang bisa kita wariskan kepada anak cucu kita,” ujar presiden.(jos/iss/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Minggu, 5 Mei 2024
25o
Kurs