Jumat, 19 April 2024

Tumbuhkan Nasionalisme Lewat Teatrikal Pertempuran 10 November

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Rekonstruksi pertempuran bersejarah di Kota Surabaya sebelum pecah perang besar 10 November 1945. Foto: Humas Smatag Surabaya.

Sambut Hari Pahlawan 10 November, siswa-siswi SMA 17 Agustus 1945 (Smatag) Surabaya gelar aksi teatrikal pertempuran 10 Nopember Surabaya. Upaya tumbuhkan nasionalisme.

Menyambut peringatan Hari Pahlawan 10 November, Selasa (8/11/2016) siswa-siswi SMA 17 Agustus 1945 (Smatag) Surabaya, menggelar aksi teatrikal dihalaman sekolah tentang pertempuran 10 November 1945 di Surabaya.

“Sejatinya aksi teatrikal ini juga bagian dari upaya kami untuk membangkitkan semangat nasionalisme pada siswa kepada Republik Indonesia. Tidak hanya mengenang sejarah pertempuran itu saja, kami berharap anak-anak mampu meneladani semangat juag pemuda saat itu juga,” kata Drs. Prehantoro, SH.,M.Hum.,MM., Kepala Smatag Surabaya.

Aksi teatrikal yang dimainkan sekurangnya 100 siswa-siswi itu sebenarnya adalah bagian dari sepenggal sejarah tewasnya Brigadir Jenderal AWS Mallaby satu diantara jenderal besar Inggris raya yang bersama Sekutu ingin kembali menduduki Indonesia melalui Surabaya.

Dan tewasnya Jenderal Mallaby itu juga dianggap sebagai pemicu terjadinya pertempuran hebat yang dicatat dunia sebagai pertempuran paling brutal dan dahsyat sepanjang sejarah, yaitu pertempuran 10 November 1945 di Kota Surabaya.

Brigadir Jenderal Mallaby adalah komandan Brigade 49 Divisi India dengan kekuatan lebih kurang 6.000 pasukan yang merupakan bagian dari Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI), pasukan Sekutu yang dikirim ke Indonesia setelah selesainya Perang Dunia II untuk melucuti persenjataan tentara Jepang.

Suasana halaman sekolah di kawasan Semolowaru pagi itu berubah seperti medan pertempuran ditahun 1945an. Dikiri kanan halaman terlihat tumpukan karung yang diunakan sebagai barikade menahan serangan lawan.

Para pelajar berpakaian ala pejuang Indonesia. Sebagian lainnya mengenakan seragam khas Badan Keamanan Rakyat (BKR). Meskipun sekedar aksi teatrikal, keseriusan para pelakunya membuat pementasan seolah sebuah rekonstruksi sejarah pertempuran 10 November 1945.

“Semoga kegiatan ini memberikan semangat siswa kami untuk meniru dan menauladani para pejuang dimasa lalu. Nasionalisme, cinta tanah air, semangat berjuang, semoga menjadi inspirasi bagi siswa kami semua,” tambah Prehantoro pada suarasurabaya.net.

Dijadwalkan beberapa kegiatan lain dalam rangka menyambut Hari Pahlawan 10 November bakal digelar Smatag Surabaya. “Setelah upacara Hari Pahlawan nanti kami akan nyekar makam Bung Tomo,” pungkas Prehantoro.(tok/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
28o
Kurs