Kondisi pasang air di Surabaya dan Jawa Timur pada dasarian kedua Oktober patut mendapatkan perhatian lebih. Berdasarkan data dari BMKG Maritim Perak Surabaya, pada waktu tersebut ketinggian pasang air mengalami puncak tertingginya di atas 1 meter. Hal tersebut bisa jadi lebih parah dengan kondisi saat ini yang memasuki musim hujan.
Ari Widjajanto Prakirawan Cuaca BMKG Maritim Perak Surabaya mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya, hampir semua Jatim mengalami puncak ketinggian pasang air pada tanggal 16-19 Oktober.
Untuk di Surabaya wilayah Barat, ketinggian pasang air bisa mencapai 140 cm. Sedangkan untuk wilayah Surabaya timur ketinggian 120 cm. Hal yang sama juga terjadi di wilayah pelabuhan, di kawasan tersebut pola peningkatan air sama dengan Surabaya Barat. Dari semua wilayah itu, semuanya terjadi pada malam hari.
“Kalau kondisi lingkungan tidak memadai, akan jadi masalah kalau hujan turun, banjir rob bisa terjadi di beberapa wilayah,” kata Ari kepada suarasurabaya.net, Minggu (9/10/2016).
Selain itu, kata Ari, dengan ketinggian air tersebut beberapa wilayah di Surabaya akan mudah mengalami banjir rob. Beberapa wilayah yang disebutkannya seperti jalan Kalianak dan kawasan Kenjeran.
“Standar ketinggian air di tiap wilayah ini berbeda-beda, tetapi secara keseluruhan untuk Surabaya angka ketinggian 120 cm itu sudah cukup tinggi. Sehingga pada saat ketinggian maksimal itu, perlu diwaspadai dan diantisipasi. Contohnya di kantor kami daerah pelabuhan, dengan angka 140 cm sudah banjir,” ujarnya.
Sementara itu, di wilayah Jatim lainnya wilayah pesisir dan pantai diakui Ari perlu mendapatkan perhatian dari banyak pihak, termasuk masyarakat itu sendiri.
Berdasarkan data BMKG Maritim, ada tiga wilayah Jatim yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Wilayah tersebut meliputi, Kalianget, Banyuwangi dan Teluk Prigi.
“Meskipun ketinggian di tiga wilayah tersebut ada yang sekitar 110 cm seperti di Kalianget, tapi bagi wilayah itu ketinggian tersebut termasuk tinggi. Bisa merusak petani garam dan petani ladang lainnya akibat ketinggian air tersebut,” kata Ari.
Ari juga mengatakan, di wilayah Banyuwangi-Situbondo beberapa wilayah juga diprediksi tidak bisa dilewati akibat terjadinya banjir rob.
“Kalau di wilayah Teluk Prigi, biasanya air mengalami pasang cepat tetapi surutnya juga cepat. Tapi pada tanggal 18 Oktober pada puncak ketinggian pasang air mencapai 140 cm, diprediksi akan surut dalam waktu yang cukup lama. Semenjak tanggal 16 Oktober wilayah tersebut sudah meningkat,” katanya.
Ari pun mengimbau kepada masyarakat pesisir pantai dan wilayah perairan laut jika melihat awan hitam perlu meningkatkan kewaspadaan. Menurutnya, awan hitam atau awan CB tersebut bisa membawa angin kencang.
“Selain itu ketinggian air bisa meningkat, bahkan ketinggian air laut bisa mengalami pasang setinggi dua kali lipat disertai dengan jarak pandang yang menurun. Masyarakat juga perlu mempersiapkan supaya mewaspadai kerugian akibat ketinggian air di semua wilayah tersebut,” ujarnya.
Dia juga menambahkan gelombang air laut di selatan Jatim juga perlu mendapatkan kewaspadaan sampai akhir bulan ini. Karena ketinggian gelombang masih cukup tinggi.
Sebelumnya, Ahmad Rofiul Huda Prakirawan BMKG Juanda mengatakan, dalam tiga hari ke depan Surabaya dan hampir keseluruhan wilayah Jatim berpotensi terjadi hujan dengan intensitas beragam.
“Perlu diwaspadai di wilayah Jatim bagian utara dan selatan akan diguyur hujan lebat, sedangkang di Surabaya juga terdapat potensi angin kencang,” kata Huda. (tit/dwi)
NOW ON AIR SSFM 100
