Jumat, 1 November 2024

Arzeti Prihatin Tingginya Pengangguran Lulusan SMK

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Arzeti Bilbina saat bertemu dengan para siswa dan menyempatkan diri berfoto bersama. Foto: Totok suarasurabaya.net

Berdasarkan data pokok pendidikan (Dapodik) 2017, jumlah siswa SMK sekitar 4,63 juta. Dan dari data riil BPS bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia hingga bulan Februari 2017 tercatat 131,55 juta orang.

“Dari jumlah total itu, sekitar 9,27% nya pengangguran tersebut berlatar belakang pendidikan SMK. Tentunya ini sangat memperihatinkan sekali. Dibutuhkan banyak elemen untuk menekan atau mengurangi jumlah itu,” terang Arzeti Bilbina anggota Komisi X DPR RI.

Oleh karena itu, lanjut Arzeti dirinya sebagai Anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan dan ekonomi kreatif, di agenda Reses IV tahun 2017 ini akan fokus pada pendidikan vokasi atau kejuruan.

“Tentunya sesuai bidang maka kami akan lebih fokus melakukan pemantauan kepada SMK yang tersebar dihampir seluruh kota di Indonesia. Beberapa SMK di Surabaya dan Sidoarjo akan kami kunjungi terkait peningkatan kurikulum pendidikan, guru, dan sarana prasarana,” ujar Arzeti.

Arzeti mengaku prihatin dengan tingginya pengangguran di negeri ini yang berlatar belakang pendidikan SMK. “Keprihatinan kami presentase lulusan SMK yang menganggur melebihi lulusan SMA dan lulusan SD. Ini seperti kegagalan membentuk lulusan SMK berkualitas,” tukas Arzeti.

Arzeti punya solusi, pertama harus ada sinkronisasi antara lulusan SMK dengan dunia kerja. Lulusan SMK harus paham dunia kerja. Artinya, peserta didik diberikan modal keilmuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan lapangan kerja dan industri yang berkembang saat ini.

Yang kedua, lanjut Arzeti, lulusan SMK harus dicetak menjadi pengusaha, dan wirausaha baru, kalau lowongan pekerjaan itu terbatas maka disinilah peran lulusan SMK berperan menjadi enterpreneur baru yang menciptakan peluang baru. Menciptakan lapangan kerja baru.

Maka, mau tak mau dibutuhkan pengajar atau guru, kurikulum, sekaligus sarana dan prasarana yang mendukung. “Kami di komisi X mendorong pemerintah agar hal ini terpenuhi. Alhamdulillah beberapa sekolah SMK yang kami kunjungi ini baru mendapatkan bantuan sarpas dari Kemendikbud,” kata Arzeti.

Semoga bantuan Kemendikbud ini benar-benar bermanfaat kedepannya untuk perbaikan kualitas SMK se Indonesia, dan mampu menghasilkan lulusan SMK siap kerja.

Rabu (10/5/2017) Arzeti secara khusus hadir di Surabaya, mengunjungi SMAN 5 Surabaya. Pada kesempatan itu, Arzeti bertemu dan ngobrol seputar pendidikan dengan siswa, serta menyempatkan diri berswafoto bersama siswa dan guru.(tok/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
28o
Kurs