Peredaran dan penyalahgunaan narkoba berdampak buruk bagi pecandunya. Tidak itu saja, bahkan keluarga hancur oleh sebab narkoba. Oleh karena itu, awasi keluarga dan jangan pernah mencoba-coba narkoba sekarang juga.
“Dampaknya sangat buruk. Tidka hanya bagi pecandu atau pemakainya saja. Keluarga hancur karen anarkoba. Mula sekarang awasi keluarga dan stop!! jangan sekali-kali mencoba narkoba sekarang juga. Itu berbahaya,” terang Brigadir Jenderal Amrin Remico Kepala BNNP Jawa Timur.
Amrin menegaskan, bahwa keluarga menjadi kunci utama mencegah dan menghindarkan upaya-upaya terjadinya penyalahgunaan narkoba. “Karena itu, awasi keluarga dan jangan sampai anggota keluarga kita menjadi korban peredatran dan penyalahgunaan narkoba,” tegas Amrin.
Berbagai upaya diantaranya dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan, lanjut Amrin dilakukan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur bersama BNNK Surabaya. Seperti sosialisasi disekolah-sekolah, juga diajang Car Ffee day yang getol dilakukan disejumlah lokasi di Surabaya.
Sosialisasi dilakukan dengan satu diantaranya menggelar senam aerobic bersama sekaligus menampilkan berbagai contoh bentuk dan jenis narkoba yang bisa jadi tidak banyak diketahui oleh masyarakat umum.
“Kami memang terus mendatangi sekolah-sekolah dan langsung menemui masyarakat diberbagai kegiatan dan kesempatan untuk melakukan sosialisasi tentang bahaya narkoba. Apalagi saat ini narkoba terus bertambah jumlah dan jenisnya,” tutur AKBP Suparti Kepala BNNK Surabaya.
Ditemui dikantornya, Suparti juga mengingatkan tentang bahaya narkoba bagi keluarga. “Saat ini sudah ditemukan jenis-jenis narkoba yang sebelumnya tidak dikenali. Jumlahnya banyak. Keluarga harus tahu informasi semacam ini. Ini penting,” ujar Suparti.
Jangan sampai, lanjut Suparti, orang tua tahu putera atau puterinya jadi pengguna narkoba setelah mengalami over dosis atau malah ditangkap Polisi. “Oleh karena itu, mengawasi keluarga sangat penting. Sekaligus mengetahui informasi tentang peredaran narkoba juga penting,” pungkas Suparti, Senin (6/2/2017).(tok/rst)