Pernahkah terbayang sebelumnya kalau “robot” kini sudah berperan besar terhadap perkembangan dan kebutuhan dalam industri media? Pertanyaan ini terjawab dalam talkshow “Robot Journalism”, di Graha Solo Raya, Kamis (23/11/2017).
Talkshow yang menghadirkan Rahadian Prajnamu dari Beritagar.id ini menjadi satu di antara 16 agenda workshop/talkshow yang digelar dalam acara Festival Media 2017, 23-24 November.
“Ini juga menjadi bentuk keprihatinan sekaligus kepedulian kita terhadap perkembangan. Media harus memilah dan memilih mana berita yang bisa disajikan atau tidak,” ujar Suwarjono.
Lewat Festival Media, AJI ingin pertemukan stakeholder di industri dan akademisi serta masyarakat, untuk saling sharing ide dan gagasan. Termasuk bagaimana tentukan nasib media kedepan. AJI ingin memberikan upgrade perkembangan informasi yang terus berkembang. Selain robot journalism, ada juga virtual reality dan digital safety serta jurnalisme data.
Workshop ini juga menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten di bidangnya. Misalnya workshop “Memulai Bisnis (UMKM) dengan Memanfaatkan Digital Media” yang menghadirkan Rahmat Danu Andika (Bukalapak), workshop “Penggunaan Facebook untuk Penyebaran dan Peliputan Berita”, yang menghadirkan Alice Budisatrijo (Media Partnership Manager Facebook Indonesia).
Tidak hanya pelaku media yang hadir, tapi mahasiswa dan masyarakat umum juga ikut menghadiri Festival Media 2017. Hana freelancer media Mongabay bilang, Festival Media dinilai menarik karena mendiskusikan workshop tentang peliputan di lokasi rawan konflik.
Sebagai media yang konsen dalam isu lingkungan, persiapan dan hal yang dibutuhkan jurnalis waktu liputan wajib diketahui. Apalagi, isu lingkungan juga sensitif dan bisa mengancam keberadaan pewarta sendiri.
Dari pengalaman yang dirasakan, anggota AJI Jember ini pernah meliput ke lokasi pertambangan emas di Gunung Tumpang Pitu Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi. Hana tidak menampik pengetahuan dan strategi jurnalis dalam peliputan di lokasi rawan wajib diketahui. Beruntung dirinya mendapatkan kesempatan mendapatkan paparan Desi fitriani, yang sudah berulangkali liputan di lokasi rawan konflik. Seperti Marawi Filipina dan Gaza Palestina.
Acara dilanjutkan pandangan masing-masing AJI Kota. Acara diprediksi berlangsung selama 2 hari, karena ada 36 kepengurusan AJI se-Indonesia yang mendapatkan kesempatan memberikan pandangan. Aryo Wisanggeni Anggota Divisi Advokasi sekaligus Ketua Panitia Kongres mengatakan, kandidat yang muncul masih satu pasangan.
Abdul Manan Majalah Tempo dan Revolusi Reza News Gathering CNN Indonesia. Keduanya sudah menyatakan maju lewat deklarasi. Untuk calon lain, Aryo mengaku belum tahu karena belum ada kasak-kusuk yang akan jadi rival keduanya.
Sementara dalam sejarah AJI, kepengurusan yang lama belum pernah ada yang kembali mencalonkan diri. Termasuk Suwarjono dan Arfi apakah berminat kembali memimpin untuk kepengurusan AJI selama dua periode.(and/ang/ipg)
Teks Foto:
1. Suwarjono, Ketua AJI waktu memberi sambutan Kongres ke-10 AJI di Solo, Jumat (24/11/2017).
2. Perwakilan jurnalis saat membaca puisi, Kamis (23/11/2017).
3. Booth AJI Jawa Timur.
Foto: Andri Hariyanto Suara Surabaya