Minggu, 19 Mei 2024

Manfaatkan Limbah Marmer, UK Petra Raih Juara Civil Week 2017

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Beton bahan limbah marmer karya mahasiswa UK Petra Surabaya. Foto: Humas UK Petra Surabaya

Stella Patricia, Favian Sebastiano dan Gho Danny Wahyudi, mahasiswa Teknik sipil Universitas Kristen Petra Surabaya manfaatkan limbah pemotongan marmer untuk bahan pembuatan beton, pada Civil Week 2017 di Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

“Kami mencoba menggantikan pasir dengan limbah marmer 30% dan hasilnya sangat bagus. Pada saat semifinal uji kekuatan beton ini mencapai 14,474 MPa sedangkan pada saat final mencapai 10 MPa, hasilnya lebih baik dibandingkan yang lainnya,” terang favian.

Peserta pada kompetisi ini diminta membuat beton yang bernilai ekonomis, ramah lingkungan serta tidak mengabaikan aspek atau nilai sosial yang menekankan terobosan baru dalam pemilihan materialnya dalam waktu satu hari bersifat Self Compacting Concrete.

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat beton yang baik biasanya terdiri dari semen, kerikil, pasir dan air. Akan tetapi Stella dan tim mencoba memikirkan hal yang baru. Akhirnya inovasi yang dipilih oleh Tim Selanjutnya, adalah dengan menggantikan pasir dengan limbah marmer.

Limbah marmer ini memiliki tekstur serbuk halus yang mirip dengan semen, sehingga limbah marmer bisa mensubstitusi pasir hingga 30%. Manfaatnya dari penggunaan limbah marmer ini tidak mengeruk atau menggunakan Sumber Daya Alam (SDA) akan tetapi memanfaatkan limbah dari pemotongan marmer yang banyak sekali jumlahnya.

Selain itu, beton yang dihasilkan semakin padat karena sifat dari limbah marmer yang halus sehingga mampu mengisi rongga-rongga.

“Kami terinspirasi dari kakak kelas yang mempresentasikan tentang keuntungan dari material limbah marmer, akhirnya kami melakukan studi literatur mengenai limbah marmer kemudian mulai melakukan percobaan untuk menemukan kadar yang pas dan optimum,” kata Stella Patricia Angdiarto.

Saat babak final, peserta diminta mendemokan karya beton mereka. Pembuatan beton dilakukan dalam waktu 75 menit, semua bahan dan alat telah disiapkan kecuali bahan inovasi seperti limbah marmer harus dibawa masing-masing oleh kelompok.

“Kesulitan dalam kompetisi ini karena bahan mempengaruhi hasil dari kekuatan beton itu sendiri. Bahan yang kami buat saat di Solo berbeda dengan yang di Surabaya. Waktu yang pendek, bahan kurang bersih dan tekstur pasir lebih menyerap air, tapi kami masih memberikan yang terbaik,” pungkas Danny.

Shella dan tim berhasil menyabet juara 1 dalam kompetisi Civil Week 2017 yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret, Surakarta.(tok/rst)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Minggu, 19 Mei 2024
30o
Kurs