Pemasaran minyak goreng curah bermerek Mubarok milik UD Usman Jaya di Jl. Kutisari Selatan II, hingga ke Nabire Provinsi Papua.
Sukoadi pemilik UD Usman Jaya mengatakan, selain dipasarkan ke wilayah Surabaya, Minyak Goreng Mubarok juga dipasarkan sampai Papua.
“Jika pesanan lagi ramai, bisa menghabiskan 1800 Karton yang berisi 4 jirigen berukuran lima literan setiap kartonnya dalam satu Minggu. Jika pesanan lagi tidak ramai ya 600 karton,” kata Sukoadi, Rabu (10/5/2017).
Sukoadi menekuni usaha pengemasan minyak sawit curah sejak tahun 2014. Selama tiga tahun ini, dia juga telah menerapkan prosedur pendirian usaha yang diberlakukan pemerintah.
Diapun mengaku sudah mengantongi izin IMB, Izin Departemen Kesehatan, Izin usaha industri dan proses izin Balai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) yang sudah diajukan sejak 2016.
Pantauan suarasurabaya.net, industri pengemasan minyak goreng ini cukup rapi dalam proses pengemasan minyak curah yang diambil dari Tambak Sawah.
Prosesnya, begitu minyak datang satu mobil tangki berukuran 5000 liter, maka langsung disedot disalurkan ke tandon yang berada di atas tempat packing. Setelah itu, minyak dikemas dengan cara melewati jalur beberapa pipa.
Pengemasan bervariasi, mulai botolan 1,5 liter sampai jirigen 5 literan. Baik botol maupun jirigen diberi label bertuliskan minyak goreng sawit yang disertai label halal dan ada nomer registrasi dari Departemen Kesehatan.
Sekadar diketahui, Satgas Pangan Polrestabes Surabaya menggerebek home industri pengemasan minyak goreng curah di Jl Kutisari Selatan II No. 14 Surabaya, Rabu (10/5/2017).
Kompol Bayu Indra Wiguno Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya mengatakan, satgas pangan menilai, usaha pengemasan minyak curah oleh UD Usman Jaya ini tidak mengantongi SNI untuk kemasan minyak goreng sawit dan belum mengantongi izin BBPOM untuk izin edar. (bid/dwi/rst)
NOW ON AIR SSFM 100
