Pemerintah Mojokerto Terjunkan Petugas Tanam Cabai di Rumah Warga

Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kota Mojokerto, turunkan petugas lapangan untuk membantu masyarakat menanam cabai di sekitar rumahnya.

Fani dari Radio Maja Mojokerto dalam jaring Radio Suara Surabaya, Sabtu (25/2/2017) melaporkan, Happy Dwi kepala DKPP Mojokerto mengatakan, ada 14 petugas lapangan yang diterjunkan dan setiap PPL (petugas penyuluh lapangan) ini diminta 100 benih cabai. Sehingga total benih yang siap sebanyak 1400 tanaman.

Menurut Happy, saat ini benih cabai sudah sepanjang 10 hingga 20 centimeter, dan nanti akan dibagikan kepada kelompok tani dan masyarakat untuk ditanam di sekitar pekarangan rumah.

Dalam dua bulan terakhir harga cabai rawit di Mojokerto cukup tinggi, bahkan mencapai Rp150 ribu lebih perkilogramnya.

Sementara itu Eva dari Radio Mutiara Jember melaporkan, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember minta pemerintah tidak impor cabai. Karena kebijakan tersebut bukan solusi yang tepat untuk mengatasi mahalnya harga cabai di pasaran.

Jumantoro Ketua HKTI Jember mengatakan, kalo pemerintah benar-benar melakukan impor cabai, maka hal itu membuktikan kegagalan pemerintah dalam mengatasi ketahanan pangan di sektor holtikultura.

Kebijakan pemerintah dalam sektor pertanian seharusnya berpihak kepada petani, dan tidak membunuh kreatifitas petani, dengan melakukan impor berbagai komoditas pangan yang mengancam kedaulatan pangan.

Menurut Jumantoro, pemerintah seharusnya melakukan pembinaan dan pemberdayaan kepada para petani di tingkat bawah, untuk meningkatkan produktifitas cabai dan mencari formula khusus di bidang teknologi pertanian untuk mengatasi persoalan tersebut. Diinformasikan, harga cabai di Jember tembus Rp125 ribu perkilogramnya.(ana/fik)