Usep Karyana Kepala Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Jatim mengatakan, telah menerima bawang putih impor sejumlah 400 ton di Pelabuhan Tanjung Perak, Senin (12/6/2017) kemarin.
“Ya, sudah datang. Kapalnya sandar di pelabuhan Tanjung Perak, kemarin. Tapi bawang putih ini harus dibagi dengan DKI Jakarta. Kita (Jatim) kebagian lebih banyak, kok,” ujarnya kepada suarasurabaya.net, Selasa (13/6/2017).
Bawang putih yang diterima oleh Bulog Divre Jatim ini didatangkan dari Henan, China. Bawang putih impor yang akan digelontor ke masyarakat untuk menstabilkan harga ini yang ketiga kalinya diterima oleh Bulog pada 2017.
“Pertama 30 ton, lalu 230 ton. Sekarang, dari 400 ton ini, kita kebagian lagi 230 ton. Ini masih berlanjut, sampai harga bawang putih benar-benar stabil,” kata Usep.
Rencananya, pada pekan ini, akan datang lagi bawang putih impor dari China sejumlah kurang lebih 490 ton. Bawang putih yang diperkirakan berjenis Henan ini dibawa kapal yang akan sandar di Pelabuhan Tanjung Perak.
Tapi, Usep belum bisa memastikan, bagaimana mekanisme pembagian bawang putih ini. Untuk daerah mana saja, dia juga belum mendapatkan perintah dari pusat.
Perlu diketahui, Perum Bulog mendapat penugasan dari Pemerintah Pusat untuk mengimpor bawang putih di tengah gejolak harga di pasaran. Pantauan suarasurabaya.net harga bawang putih jenis kating (kualitas terbaik) di Pasar Wonokromo, Surabaya, hingga kemarin, mencapai lebih dari Rp60 ribu per kilogram.
Salah satu penyebab Kelangkaan bawang putih ini, karena pasokan dari petani berkurang. Selain itu, ada dugaan permainan kartel oleh importir bawang putih di beberapa daerah, termasuk di Jawa Timur.
Kemarin, Senin (12/6/2017), Azam Azman Natawijana Wakil Ketua Komisi VI DPR RI saat berkunjung ke Pasar Wonokromo menegaskan, bawang putih yang diproduksi di dalam negeri memang sedikit.
“Tidak cocok iklimnya, jadi harus impor. Tapi menteri BUMN sudah mencoba menjadikan Sembalun, di Nusa Tenggara Barat, sebagai sentra bawang putih. Mudah-mudahan ini berhasil,” ujarnya.
Sentra bawang putih di Sembalun itu, menurut Azam baru saja dilaunching. Baru bisa terasa hasilnya kira-kira tahun depan.
“Kami sudah mengingatkan, jangan sampai Menteri BUMN seperti menteri sebelumnya, menggunakan dana bina lingkungan (CSR) dari perusahaan BUMN tapi hasilnya seperti cetak sawah di Kalimantan Barat. Jangan sampai tidak berhasil, jadi kami dorong,” katanya.(den/ipg)