Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) akhirnya menangani tanggul penahan lumpur yang mengalami penurunan atau ambles di titik 67 Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo.
Hengki Listria Adi Humas BPLS mengatakan, volume debit air di pusat semburan lumpur saat ini memang cukup tinggi. Sehingga tanggul penahan lumpur tidak kuat menahan dorongan air.
Hengki mengatakan, malam ini juga tim BPLS mencoba menyedot air lumpur dan mengalirkannya keluar dari area pemukiman warga. BPLS mengerahkan empat pompa di desa Ketapang dan tiga pompa di Desa Glagah Arum, Kecamatan Tanggulangin.
“Volume debit air ini kan mengarah ke Utara. Sedangkan tanggul mungkin tidak kuat menahan air. Sehingga lama-lama mengalami penurunan, miring dan mengenai samping tanggul dan tanggul pun jadi turun,” ujarnya, Jumat (5/10/2018) malam.
Menurut Hengki, tanggul lumpur ini bukan kali pertama mengalami penurunan tanah. Sebelumnya, juga terjadi penurunan tanah di titik 68 Kedungbendo lantaran tanggul tidak mampu menahan dorongan air. Derasnya debit lumpur yang keluar dari pusat sembura mencapai 70.000 meter kubik perhari.
Hengki juga telah mengimbau kepada warga sekitar agar tetap tenang. Sehingga petugas bisa bekerja dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Hari ini kita optimalkan untuk pembuangannya (air). Kemudian akan dilakukan perbaikan tanggul,” katanya.
Sekadar diketahui, tanggul Lumpur Sidoarjo ambles dengan panjang sekitar 100 meter. Amblesnya tanggul ini terjadi pada Jumat siang sekitar pukul 12.30 WIB. Warga sekitar resah karena aliran lumpur mengancam pemukiman mereka bila tanggul kemudian jebol. Sampai malam ini BPLS mencoba menanganinya agsr tidak berdampak pada pemukiman warga Tanggulangin. (bid)