Catatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, KLB Difteri di Jawa Timur masih cukup tinggi. Di tahun 2017 lalu, tercatat 460 suspect Difteri, 37 diantaranya dari uji laboratorium mengidap Difteri. Dan 16 diantaranya meninggal dunia.
Melihat itu, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melakukan perpanjangan masa Outbreak Response Immunization (ORI) sampai sekitar sebulan ke depan, atau sampai bulan Maret 2018. Dan melalui perpanjangan masa itu sasaran imunisasi Difteri dapat tercakup.
Arie Rukmantara Kepala Perwakilan Unicef untuk Wilayah Jawa, menyampaikan bahwa Unicef mendukung program yang dijalankan Dinkes Jatim, termasuk rencana perpanjangan masa ORI tersebut.
“Ini keseriusan yang patut kami dukung sepenuhnya. Tidak main-main, pemerintah provinsi Jawa Timur mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit, termasuk untuk kebutuhan pelaksanaan program ini di 38 kabupaten kota seluruh Jawa Timur,” terang Arie Rukmantara.
Guna mendukung program pemerintah provinsi Jawa Timur dalam hal ini Dinkes Jatim, tambah Arie, Unicef menambahkan dan menyiapkan sekurangnya 11 juta vaksin Difteri untuk Jawa Timur.
“Kami sudah siapkan sekurangnya 11 juta vaksin Difteri khusus untuk Jawa Timur. Oleh karena itu kami terus melakukan support untuk pelaksanaan imunisasi, termasuk yang Rabu (28/2/2018) ini kami gelar di SMA Katolik St. Louis Surabaya,” tegas Arie Rukmantara.
Imunisasi Difteri di SMA Katolik St Louis hari ini diikuti sekurangnya 1200 siswa, dengan mengundang para siswa-siswi untuk langsung di imunisasi.
Sementara itu, disampaikan Gito Hartono, Kepala Seksi Survelen dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa timur, bahwa perpanjangan masa ORI diharapkan agar cakupan pelaksanaan imunisasi Difteri di Jawa Timur mencapai 90 persen.
“Catatan kami hingga 27 Pebruari baru tercapai sekitar 65 persen. Oleh karena itu masa ORI kami perpanjang dengan harapan cakupan pelaksanaan imunisasi Difteri ini bisa mencapi 90 persen. Kami optimis mencapai itu,” pungkas Gito Hartono yang ikut menyaksikan pelaksanaan imunisasi Difteri di SMA Katolik St. Louis Surabaya.(tok/rst)