Nama-nama jalan di Surabaya sudah miliki histori sendiri. Jadi jika mau mengganti nama jalan harus berkaitan dengan sejarah bukan nama asal saja yang diberikan.
“Kalau mau mengganti nama sih gak masalah tapi nama mana yang mau diganti. Di Surabaya sudah banyak nama-nama jalan yang ada historinya. Seperti Jalan Gunungsari yang ada kaitannya dengan sejarah Surabaya. Jadi kalau mau kasih nama dicari yang lain saja,” kata Johan Silas Pakar Pemukiman dan Tata Kota pada Radio Suara Surabaya menanggapi akan adanya pergantian nama Jalan di Surabaya.
Untuk pergantian nama, soal jarak dan tempat juga harus diperhatikan. Penggantian nama ini juga harus didiskusikan dengan masyarakat.
Untuk aturan penggantian nama jalan, kata dia, harus dengan sepengetahuan dan persetujuan DPRD. “Jangan sampai menghilangkan sejarah. Kalau ada perubahan, harus ada komunikasi dengan Pemkot dan Pemkot juga konsultasi dengan warganya,” ujar dia.
Pentingnya membuktikan nama jalan dengan adanya sejarah yakni dengan adanya bangunan. Karena dengan nama-nama itu juga mengingatkan pada sejarah. “Kalau jalannya Dinoyo diganti tapi kampungnya tetap. Kalau jalan itu hilang nanti yang lain juga akan ikut hilang historinya,” katanya.
Sementara itu, Heri Lentho yang ikut dalam acara harmoni yang membahas tentang pergantian nama jalan juga memberikan komentar. Kata Heri, hal yang sederhana yang bisa dilakukan untuk rekonsiliasi adalah dengan penamaan jalan Jawa di Jawa Barat.
“Jalan yang diganti hanya jalan umumnya, jalan gang atau kampungnya tidak diganti,” katanya.
Dengan ada jalan baru, kata dia, diharapkan orang Jawa Timur bisa melupakan masa lalu. Proses penggantian jalan ini memang membutuhkan waktu yang sangat lama.
“April nanti akan ada diskusi lebih lanjut dengan rekan yang ada di Jawa Barat,” ujarnya. (dwi/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
