Jumat, 1 November 2024

Jelang Nyepi, Umat Hindu Surabaya Menggelar Tawur Agung Kesanga

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Umat Hindu di Kota Surabaya ikuti persembahyangan Tawur Agung Kesanga menjelang Nyepi di lapangan Tugu Pahlawan. Foto: Totok suarasurabaya.net

Umat Hindu di Kota Surabaya menggelar persembahyangan Tawur Agung Kesanga dilapangan Tugu Pahlawan Surabaya, Jumat (16/3/2018), menjelang perayaan Nyepi yang dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (17/3/2018).

Dalam ajaran Hindu, pelaksanaan Tawur Agung Kesanga dilaksanakan sehari sebelum Nyepi, atau dikenal dengan tilem sasih kesanga dan biasanya dilaksanakan tengah hari.

Tawur dimaknai pengembalian atau mengembalikan sari alam yang digunakan oleh manusia. Pada persembahyangan itu, umat melakukan pembersihan yang dilambangkan dengan penyedian bebanten atau tempat sesaji.

“Sehari sebelum Nyepi, umat Hindu membersihkan atau mengembalikan berbagai hal termasuk bahan pangan untuk kehidupan. Oleh karen aitu pada persembahyangan ini penuh dengan bebanten berisi aneka sesaji,” terang I Wayan Suraba ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) di Surabaya.

Suraba menyampaikan bahwa sembahyang Tawur Agung Kesanga biasanya dilanjutkan sendiri oleh umat di masing-masing Pura atau dirumah. “Karena itu, selanjutnya masing-maasing keluarga berdoa di rumah mempersiapkan Nyepi,” tambah Suraba.

Sementara, filosofi tawur adalah mengingatkan umat agar menyadari posisi serta jati diri untuk menjaga keseimbangan dengan sang maha pencipta. “Secara filosofis, makna tawur adalah menjaga keseimbangan dengan alam dan sang pencipta,” kata Suraba.


Persembahyangan sehari sebelum memasuki tapa Catur Beratha Penyepian. Foto: Totok suarasurabaya.net

Setelah menggelar sembahyang Tawur Agung Kesanga, umat Hindu akan memasuki Catur Berata Penyepian, yaitu melakukan Amati Geni, Amati Karya, Amati Lelungan dan Amati Lelanguan, pada Sabtu (17/3/2018).

“Amati Geni artinya tidak menyalakan api, Amati Karya tidak bekerja, Amati Lelungan tidak bepergian, dan Amati Lelanguan yang berarti tidak bersenang-senang. Umat diharapkan mampu mengendalikan pikiran, perkataan dan perbuatan, kemudian merenunginya,” kata Suraba.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan sembahyang Tawur Agung Kesanga di Tugu Pahlawan kali ini tidak diikuti dengan arak-arakan Ogoh-Ogoh.(tok/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
28o
Kurs